Angka Positivity Rate Tinggi, Menkes Budi Gunadi: Ada Data Yang Tidak Terkonfirmasi
JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut tingginya positivity rate COVID-19 di Tanah Air terjadi karena beberapa kemungkinan.
Salah satunya, masih ada laboratorium yang belum memasukkan data mereka terutama hasil negatif dari pengujian spesimen yang ada.
"Salah satu hipotesa yang saya sampaikan adalah memang ada beberapa laboratorium yang terindikasi belum bisa memasukkan semua datanya, terutama data yang negatif," kata Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube Kementerian Kesehatan, Rabu, 17 Februari.
Kata dia, banyak laboratorium yang tidak melaporkan hasil pengujian yang negatif karena kendala teknis yaitu sulitnya masuk ke dalam aplikasi yang digunakan untuk pelaporan. Hal ini juga sudah dicek langsung oleh jajaran di Kemenkes.
"Kita sudah cek ke masing-masing laboratorium, susah masuk ke aplikasinya Responnya lambat, user interfacenya rumit," ungkap dia.
Setelah mengetahui kendala ini, pihaknya kemudian berupaya melakukan perbaikan dengan aplikasi baru yang diharapkan pekan ini dapat digunakan secara dari oleh semua laboratorium. Sehingga, data positif maupun negatif dari spesimen yang telah diperiksa bisa masuk secara otomatis dan lebih cepat.
"Dengan demikian, nanti jumlah testingnya akan naik dan kita akan lihat gambaran positivity ratenya seperti apa," ujarnya.
Baca juga:
- Ma'ruf Amin Divaksin COVID-19, Menkes Budi: Pak Wapres Usianya 80, Semoga Jadi Motivasi Lansia Indonesia
- Vaksinasi COVID-19 untuk Pedagang Pasar Dimulai Hari Ini, Diikuti 10.000 Orang dari 153 Pasar
- Pengakuan Dokter yang Suntik Vaksin Wapres Ma'ruf Amin: Agak Grogi, Tapi Saya Bangga
- Kenapa Ada Wacana RUU Pemilu Jika Akhirnya Ditolak? Kemendagri: No Comment
Selain kendala teknis, Budi juga mengatakan ada dua kendala lain. Pertama adalah rendahnya kedisiplinan rumah sakit untuk mengisi pelaporan secara lengkap sehingga dia berinisiatif akan melakukan komunikasi.
Kedua, adalah memang testing atau pengujian terhadap mereka yang diduga terpapar COVID-19 masih kurang kencang. "Akibatnya, positivity rate kita tinggi. Oleh karena itu, kita akan memperbanyak rapid antigen," tegasnya.
Nantinya, hasil rapid test antigen ini juga bakal masuk ke dalam laporan harian. Hanya saja, saat ini sistemnya sedang disiapkan terlebih dahulu.
"Kami harapkan di minggu ini sudah selesai sehingga hasil dari antigen bisa kita masukkan ke dalam laporan harian," pungkasnya.