JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan indikator positivity rate dan transmisi komunitas COVID-19 di Indonesia dalam tiga pekan terakhir masih pada taraf aman.
"Berhubung imunitas masyarakat Indonesia masih tinggi berdasarkan sero survei (survei antibodi) pada Maret 2022, dan kita lihat kenaikan masih dalam taraf aman," kata Menkes, Jumat 10 Juni dikutip dari Antara.
Positivity rate atau proporsi orang positif COVID-19 dari keseluruhan penduduk yang dites di Indonesia masih di bawah lima persen.
"Secara nasional sekarang 1,15 persen, paling tinggi di DKI Jakarta tiga persenan," katanya.
Untuk indikator transmisi komunitas atau tingkat sebaran penularan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 di Indonesia berkisar 1 per 100.000 penduduk, dari ketetapan level 1 PPKM sebesar 20 per kasus per pekan untuk 100.000 penduduk.
Ia mengatakan kenaikan angka kasus COVID-19 sebesar 31 persen yang terjadi dalam tiga pekan terakhir di Indonesia, sebelumnya telah diprediksi pemerintah berdasarkan peningkatan interaksi masyarakat selama perayaan Lebaran 2022.
"Secara historis, kenaikan itu tidak tiga hari setelah hari raya, tapi antara 27 sampai 35 hari setelah hari raya besar seperti Natal dan Lebaran. Atau sekarang ini," katanya.
BACA JUGA:
Budi mengatakan kenaikan angka kasus kali ini adalah hal normal yang terjadi usai perayaan hari raya.
Namun yang menjadi fokus pemerintah saat ini, adalah kemunculan empat kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang kali pertama terdeteksi di Bali pada Mei 2022.
"BA.4 dan BA.5 ini bisa menghindari imunitas yang dibentuk vaksin, penyebarannya juga cepat," katanya.
Ia berpesan kepada masyarakat agar menyegerakan akses ke program vaksinasi penguat atau dosis ketiga untuk memperkuat imunitas tubuh.
Selain itu, masyarakat diminta untuk tetap konsisten patuh pada aturan protokol kesehatan, khususnya memakai masker dalam ruangan yang padat pengunjung.