Kepala Staf Presiden Ukraina Sebut Penundaan Bantuan AS Meningkatkan Risiko Kekalahan di Medan Perang
JAKARTA - Kepala staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Hari Selasa, penundaan bantuan Amerika Serikat untuk Kyiv yang dibahas di Kongres akan menciptakan "risiko besar" kekalahan Ukraina dari Rusia di medan perang.
Pernyataan Andriy Yermak merupakan yang paling jujur sejauh ini dari seorang pejabat senior Kyiv, di tengah ketidakpastian mengenai masa depan kelanjutan bantuan dari AS dan Uni Eropa, seiring dengan berlanjutnya perang dengan Rusia.
Jika bantuan ditunda, "ini memberikan risiko besar, kita akan berada pada posisi yang sama seperti saat ini," katanya, melansir Reuters 6 Desember.
"Dan tentu saja, hal ini membuat kemungkinan yang sangat besar ini menjadi tidak mungkin untuk terus-menerus membebaskan dan memberikan risiko besar untuk kalah dalam perang ini," jelas Yermak.
Pada Hari Senin, para pejabat Gedung Putih mengatakan AS kehabisan waktu dan uang untuk membantu Ukraina berperang melawan Rusia.
Pemerintahan Presiden Joe Biden meminta Kongres pada Bulan Oktober untuk memberikan hampir 106 miliar dolar AS untuk mendanai rencana ambisius bagi Ukraina, Israel, dan keamanan perbatasan AS. Tetapi, Partai Republik yang menguasai DPR AS dengan mayoritas tipis menolaknya.
Kendati demikian, para pejabat AS berharap mereka masih bisa mendapatkan persetujuan paket yang signifikan.
Yermak menyebut, ancaman tidak adanya lagi dukungan anggaran langsung sebagai sebuah masalah. Pemerintah Ukraina memperkirakan akan mengalami defisit anggaran sebesar 43 miliar dolar AS pada tahun depan.
"Tentu saja, tanpa dukungan anggaran langsung ini, akan sulit untuk mempertahankan pada posisi yang sama dan rakyat dapat benar-benar bertahan dalam situasi ketika perang akan terus berlanjut," ungkapnya.
"Itulah mengapa sangat penting bahwa dukungan ini akan dipilih dan dipilih sesegera mungkin," tandasnya.
Diketahui, Yermak berencana melakukan kunjungan keduanya ke Washington dalam beberapa minggu. Dia mengatakan akan menekan anggota parlemen dan pejabat pemerintah, mengenai pentingnya Kongres menyetujui paket bantuan baru tersebut.
Baca juga:
- Puji Militer Israel, PM Netanyahu Klaim Berhasil Tewaskan Setengah Komandan Batalion Hamas
- Amnesty International Sebut Bom Pintar Buatan AS yang Dipakai Militer Israel Tewaskan 43 Warga Sipil di Jalur Gaza
- PM Benjamin Netanyahu Sebut Militer Israel Harus Tetap di Gaza Usai Perang
- Jumlah Korban Tewas di Gaza Tembus 16.200 Jiwa saat Israel Serbu Khan Younis di Gaza Selatan
Ukraina sendiri melancarkan serangan balasan besar-besaran tahun ini, namun sejauh ini belum mampu menembus garis pertahanan Rusia. Sedangkan kini Rusia melancarkan serangan di timur.
Kendati demikian, Yermak mengatakan Kyiv punya rencana untuk tahun depan.
"Kami benar-benar mempunyai rencana dan rencana ini, termasuk operasi militer, termasuk kegiatan diplomatik dan tentu saja mencakup kerja sama kami di bidang komunikasi dan informasi," tandasnya.