Taiwan Umumkan Penundaan Pengadaan 5 Juta Dosis Vaksin COVID-19 dari BioNTech, Apa Sebabnya?

JAKARTA - Otoritas Taiwan mengumumkan penundaan rencana pembelian 5 juta dosis vaksin yang dikembangkan oleh BioNTech SE Jerman, pada Rabu 17 Februari waktu setempat. 

Menteri Kesehatan Taiwan Chen Shih-chung mengatakan, para pejabat hampir mengumumkan kesepakatan pada Bulan Desember, ketika BioNTech menariknya. 

Meski tidak secara langsung mengaitkan hal ini dengan China, namun Chen menyiratkan ada dimensi politik dalam keputusan tersebut dan ada kekhawatiran 'campur tangan kekuatan luar'.

"Orang-orang tertentu tidak ingin Taiwan terlalu bahagia," tambahnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut, dalam sebuah wawancara radio, melansir Reuters

Pada akhir Desember 2020 lalu, Taiwan mengumumkan persetujuan untuk membeli hampir 20 juta dosis vaksin COVID-19. Dimana 10 juta dosis dari pembuat vaksin Inggris AstraZeneca, sisanya berasal dari program vaksin global COVAX dan perusahaan yang tidak disebutkan namanya. 

Sementara, BioNTech menandatangani kesepakatan dengan perusahaan China Shanghai Fosun Pharmaceutical Group Co. Ltd., untuk secara eksklusif mengembangkan dan mengkomersialkan produk vaksin COVID-19 yang dikembangkan dengan menggunakan teknologi mRNA BioNTech di China daratan, Hong Kong, Makau, dan Taiwan.

Sebagai imbalannya, mereka setuju untuk membayar hingga $ 85 juta dalam biaya lisensi dan menginvestasikan $ 50 juta untuk saham di perusahaan Jerman tersebut. Mitra pengembangan dan distribusi BioNTech untuk seluruh dunia adalah perusahaan AS Pfizer Inc.

Chen berkata bahwa BioNTech belum meminta mereka untuk berbicara dengan Fosun, dan kesepakatan dengan BioNTech belum 'dirusak', hanya saja 'menunggu keputusan'.

BioNTech dan Fosun tidak segera menanggapi permintaan komentar. Kantor Urusan Taiwan China langsung menolak berkomentar. China saat ini sedang merayakan liburan Tahun Baru Imlek selama seminggu.