Mari Tiru Tiga Prinsip Coldplay Menjaga Lingkungan Lewat Konser Mereka
JAKARTA – Ketika dunia kembali normal pascapandemi COVID-19 yang memaksa hampir semua orang menghentikan aktivitas selama kurang lebih dua tahun, acara konser termasuk salah satu yang dirindukan para pecinta musik.
Maka tak mengherankan jika kemudian konser-konser musik dilangsungkan di Indonesia. Mulai dari skala kecil, hingga skala besar. Mulai dari artis Tanah Air, sampai mancanegara.
Salah satu band dunia yang kembali menggelar tur adalah Coldplay. Band yang digawangi Chris Martin, Guy Berryman, Will Champion, dan Jonny Buckland mengadakan tur bertajuk Music of the Spheres World Tour sejak 18 Maret 2022 dengan Kosta Rika menjadi negara pertama yang dikunjungi.
Indonesia termasuk di antara negara yang dikunjungi Coldplay dalam tur dunianya kali ini. Coldplay melantunkan 22 lagu andalannya di hadapan 80 ribu penggemar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (15/11/2023).
Namun sebagaimana kita ketahui, konser musik kerap menimbulkan masalah terhadap lingkungan, apalagi untuk konser berskala besar seperti yang Coldplay lakukan. Mulai dari polusi sampai sampah plastik sering menjadi masalah yang tertinggal selepas konser. Belum laga pembuatan panggung yang membutuhkan daya listri yang besar.
Pengurangan Emisi Karbon
Coldplay, sebagai salah satu band yang peduli dengan isu lingkungan, memiliki cara unik untuk mengatasi masalah polusi dan pencemaran yang dihasilkan dari konsernya.
Band asal Inggris ini sempat tidak mengadakan tur dunia untuk album kedelapan mereka, Everyday Life, yang rilis pada 2019 sampai menemukan cara untuk meminimalisasi dampak lingkungan yang dibawa dari konser mereka.
Untuk band sebesar Coldplay pasti sulit untuk menciptakan konser yang sepenuhnya ramah lingkungan. Namun, sebagai band yang memiliki dampak luas secara global, mereka mengadopsi sejumlah cara unik untuk mengatasi masalah polusi dan pencemaran yang dihasilkan dari konser.
Khusus untuk konser Music of the Spheres World Tour ini, Coldplay menerapkan tiga prinsip utama yaitu reduce, reinvent, dan restore. Ketiga prinsip ini diterapkan baik di depan maupun di balik layar.
Reduce, dalam konsernya, Coldplay berupaya mengurangi emisi karbon selama tur dunia. Melansir laman coldplay.com, band yang terbentuk pada 1997 ini menargetkan mengurangi emisi karbon selama tur dunia hingga 50 persen.
Dan, setelah 12 bulan pertama Music of the Spheres World Tour, Coldplay merilis data yang dibuat secara independen oleh Prof. John E.Fernandez dari MIT Environmental Solutions Initiative.
“Sejauh ini tur Music of the Spheres telah mengurangi 47 persen emisi karbon dibanding tur stadion sebelumnya sepanjang 2016-2017,” demikian bunyi pernyataan Coldplay di laman resmi mereka.
Meski merasa bangga dengan pencapaian tersebut, Coldplay menegaskan masih ada “ruang untuk peningkatan” untuk terus mengurangi dampak lingkungan yang dihasilkan dari tur mereka.
Sebagai bentuk komitmen Coldplay menggelar konser ramah lingkungan, Guy Berryman dan kolega mengganti penggunaan energi berbasis fosil dengan sumber energi terbarukan. Band ini juga mengurangi penggunaan pesawat sebagai sarana transportasi, selama memungkinkan, serta beralih ke mobil listrik untuk berkendara.
Bahkan Coldplay mengajak para penggemarnya untuk menggunakan transportasi publik untuk mencapai lokasi konser. Saat konser di Jakarta, sebanyak 163.162 penumpang memanfaatkan layanan transportasi publik Moda Raya Terpadu (MRT). Ini menjadi rekor jumlah penumpang tertinggi selama MRT beroperasional.
“Angka ini merupakan jumlah penumpang tertinggi selama operasional MRT Jakarta sejak 2019,” kata Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta, Ahmad Pratomo.
Dari angka tersebut, Ahmad menjelakan bahwa sebanyak 13 ribu lebih di antaranya merupakan pengguna jasa MRT pukul 00.00 sampai 01.30 yang merupakan jadwal operasional khusus saat penyelenggaraan konser Coldplay.
Libatkan Penggemar
Sebagai komitmen prinsip kedua, reinvent, Coldplay menciptakan hal-hal baru untuk meminimalisir kerusakan yang dihasilkan dari konser. Coldplay melibatkan penggemarnya yang menonton konser untuk mengurangi jejak emisi karbon.
Coldplay membangun lantai dansa kinetik dan stasiun sepeda yang bisa menyalurkan energi untuk mengisi ulang baterai yang langsung digunakan dalam konsernya.
Setiap lantai dansa kinetik dapat menampung puluhan orang, dan menghasilkan listrik ketika ada gerakan di atasnya. Dan masing-masing sepeda dapat menghasilkan energi rata-rata 200 watt yang disimpan dalam baterai untuk menjalankan pertunjungan mereka. Di setiap konsernya, Coldplay menyediakan setidaknya 15 sepeda, namun bisa bertambah sesuai dengan ukuran venue.
Ditambah instalasi tenaga surya di lokasi konser, energi yang dihasilkan lantai dansa kinetik dan stasiun sepeda cukup untuk menjalankan aksi band di panggung C.
Prinsip terakhir adalah restore, yang artinya mengembalikan. Sebagai bentuk ‘balas jasa’ kepada bumi, Coldplay mendonasikan sebagian dari hasil penjualan tiket berupa penanaman pohon untuk setiap tiket yang terjual. Mereka juga berkontribusi dalam penanaman 100 ribu pohon di Kalimantan melalui Water Catchment Restoration.
Komitmen Coldplay dalam isu lingkungan juga dibuktikan dengan menyumbang kapal pembersih sungai, Interceptor, ke Indonesia. Kapal tersebut merupakan hasil kerja sama dengan organisasi non-profit The Ocean Cleanup yang digunakan untuk membersihkan Sungai Cisadane dari sampah-sampah yang berserakan.
Sebelumnya, Coldplay juga menyumbangkan kapal Interceptor 005 alias Neon Moon I untuk Malaysia pada 2021.
“Sekarang, kami kembali menyatukan kekuatan lagi untuk mendukung Interceptor 020 alias Neon Moon II yang akan segera diluncurkan di Sungai Cisadane, Indonesia. Terima kasih Coldplay untuk dukungan yang terus-menerus," kata narasi video yang diunggah The Ocean Cleanup di kanal YouTube mereka pada Kamis (16/11).
Coldplay bukan satu-satunya artis di dunia yang mengampanyekan peduli lingkungan di setiap konser mereka. Beberapa artis lainnya seperti Harry Styles, Olivia Rodrigo, serta Billie Eilish termasuk yang berkomitmen terhadap isu lingkungan.
Baca juga:
- Asal-usul Istilah Pinjam Seratus, Sampai-sampai Chris Martin Ikut Memakainya di Konser Coldplay
- Jadilah Ibu Berdaya dan Melek Finansial untuk Membangun Keluarga Sejahtera
- Menyoal Royalti Lagu sebagai Harta Gono-Gini Perceraian Virgoun Tambunan dan Inara Rusli
- Kebaya Janggan dan Makna Berbusana bagi Kaum Perempuan