Berduka 4 Perwira TNI AU Gugur, Puan Tekankan Besarnya Pengabdian Prajurit Jaga NKRI

JAKARTA - Ketua DPR Puan Maharani berduka atas gugurnya 4 perwira TNI AU. Keempatnya merupakan awak 2 pesawat tempur Super Tucano yang mengalami kecelakaan saat berlatih di Pasuruan, Jawa Timur (Jatim).

"Atas nama pribadi, DPR, dan rakyat Indonesia, saya sampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya 4 personel TNI AU yang gugur saat menjalankan misi latihan untuk menjaga kedaulatan Indonesia,” kata Puan, Jumat 17 November.

Adapun 4 orang perwira TNI AU yang gugur setelah dua pesawat latih Super Tucano mengalami kecelakaan itu adalah Kolonel Pnb Subhan, Kolonel Adm Widiono, Letkol Pnb Sandhra Gunawan, dan Mayor Yuda Pnb A Seta. Mereka merupakan awak 2 pesawat tempur yang jatuh di dua lokasi berbeda di lembah lereng Gunung Bromo di Pasuruan pada Kamis 16 November kemarin.

Sebelum mengalami kecelakaan, dua pesawat tempur itu sedang menjalani latihan profisiensi formasi yang sebenarnya sudah biasa dilakukan oleh penerbang TNI AU. Dua pesawat yang jatuh tersebut bagian dari 4 pesawat yang melakukan misi latihan.

Puan mengatakan kecelakaan pesawat tempur yang terjadi ini bukan hanya meninggalkan duka bagi keluarga korban maupun TNI AU, tapi juga untuk seluruh rakyat Indonesia.

“Gugurnya 4 prajurit terbaik kita tersebut tidak hanya menjadi duka bagi keluarga korban dan keluarga besar TNI AU, namun juga bagi seluruh bangsa. Ini adalah pengorbanan yang besar dalam upaya menjaga keamanan dan kedaulatan negara,” ujarnya.

“Rakyat Indonesia berduka bersama keluarga korban dan keluarga TNI, karena 4 personel TNI yang gugur tersebut sangat berjasa dalam menjaga keutuhan NKRI,” lanjut Puan.

Mantan Menko PMK itu pun menekankan betapa besarnya perjuangan dan pengorbanan personel TNI AU dalam melatih dan melengkapi diri untuk menjaga dan membela tanah air. Meski jatuh saat menjalani misi latihan, Puan mengapresiasi perjuangan para personel TNI yang gugur tersebut.

“Apresiasi yang setinggi-tingginya pantas diberikan atas perjuangan dan pengorbanan para personel TNI AU yang dengan gigih berlatih dan mempersiapkan diri untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan ibu pertiwi,” tuturnya.

“Walau tergolong dalam risiko yang tinggi, seperti jatuhnya pesawat dalam latihan ini, namun semangat dan dedikasi para prajurit TNI AU tetap menginspirasi,” sambung Puan.

Puan juga mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu mendoakan keselamatan seluruh prajurit TNI yang menjalankan tugas-tugas dalam pengabdiannya menjaga keamanan dan kedaulatan tanah air.

“Semangat kebersamaan dan solidaritas diharapkan dapat menjadi pendorong bagi TNI untuk terus berkarya dalam menjaga keutuhan dan kehormatan bangsa Indonesia,” sebutnya.

Pesawat Super Tucano yang merupakan pesawat latih lanjut dengan kemampuan COIN (Counter Insurgency) atau pesawat anti perang gerilya memang memiliki peran strategis dalam menjaga keamanan dan pertahanan negara. 

Puan pun menyoroti pentingnya negara memperkuat sistem pertahanan militer, termasuk pesawat tempur. Penguatan alat utama sistem pertahanan (Alutsista) akan memastikan TNI memiliki sarana yang optimal dalam menjaga keamanan dan pertahanan Indonesia.

“DPR terus mendukung modernisasi atau peremajaan alutsista TNI, salah satunya adalah pesawat tempur. Ini juga sejalan dengan target capaian minimum essential force (MEF) atau kekuatan pokok minimal pertahanan negara,” ujar Puan.

Meskipun belum diketahui penyebab kecelakaan 2 pesawat Super Tucano yang terjadi saat cuaca buruk itu, modernisasi alutsista dinilai multak dilakukan. Menurut Puan, alutsista menjadi salah satu faktor kuatnya pertahanan negara.

“Dukungan penuh dari Pemerintah bersama DPR dan dukungan dari seluruh elemen bangsa dapat menjadikan TNI semakin lebih kuat dan tangguh untuk menjaga kedaulatan Indonesia,” ungkap cucu Bung Karno tersebut.

“Sehingga para prajurit TNI sebagai penjaga pertahanan negara dapat melaksanakan tugasnya dengan maksimal,” tandasnya.