RS Al Ahli Baptis Jadi Rumah Sakit Terakhir yang Beroperasi di Gaza

JAKARTA - Rumah Sakit Al Ahli Baptis menjadi satu-satunya rumah sakit yang masih beroperasi di Kota Gaza walaupun kekurangan alat dan pasokan medis.

Direktur operasional dan kedaruratan di Rumah Sakit Al Ahli Baptis, Ahmad Al-Louh, menyatakan rumah sakit tersebut memberikan perawatan pertolongan pertama kepada orang-orang terluka, tapi mereka harus menunggu dalam antrian panjang untuk operasi atau perawatan medis lainnya.

Dalam situasi saat ini, rumah sakit dan staf medis di sana tidak dapat memberikan layanan kesehatan yang layak.

Perpustakaan rumah sakit itu sudah diubah menjadi ruang penerimaan pasien dan layanan pembalutan luka, kata Al-Louh dilansir ANTARA dari Anadolu, Kamis, 16 November.

“Setiap hari dan setiap saat kami semua terancam bahaya,” sambung Al-Louh.

Pada 17 Oktober, tercatat 471 orang tewas dan banyak yang terluka akibat serangan udara Israel di Rumah Sakit Al Ahli Baptis, kata para pejabat kesehatan di Gaza. Namun, Israel menyangkal bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Rumah sakit terbesar di Gaza, Rumah Sakit Al Shifa, juga diserang oleh tentara Israel pada Rabu, 15 November. RS tersebut tidak dapat beroperasi karena dikepung oleh Israel dan karena listrik padam.

Kantor media pemerintah di Gaza mengatakan tentara Israel sejauh ini telah menargetkan 52 fasilitas kesehatan dan 55 ambulans di seluruh Gaza, sementara 25 rumah sakit berhenti beroperasi karena pemboman atau kekurangan bahan bakar dan pasokan medis.

Menurut data terbaru otoritas Palestina, sejak 7 Oktober, setidaknya 11.500 warga Palestina terbunuh dalam serangan Israel, termasuk lebih dari 7.800 perempuan dan anak-anak, sedangkan lebih dari 29.200 lainnya terluka.

Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja, juga rusak atau hancur akibat serangan udara dan darat Israel terhadap wilayah kantong Palestina yang terkepung tersebut.

Sementara itu, korban tewas di Israel mencapai sekitar 1.200 orang.