Tank Israel Mendekat ke Gerbang RS Al-Shifa, Presiden Biden Minta Rumah Sakit di Gaza Dilindungi
JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden meminta rumah sakit di wilayah Jalur Gaza, Palestina dilindungi, berharap tindakan Israel tidak mengganggu, ketika tank negara itu mendekat ke gerbang rumah sakit utama di wilayah kantong tersebut.
Tank-tank Israel mengambil posisi di luar Rumah Sakit Al-Shifa, pusat medis utama Kota Gaza, yang menurut Israel terletak di atas terowongan yang menjadi markas pejuang Hamas, yang kemudian dibantah oleh kelompok militan Palestina itu.
Dalam komentarnya mengenai rumah sakit di Gaza yang terimbas dari perang antara Hamas dengan Israel, Presiden Biden mengatakan rumah sakit harus dilindungi.
"Harapan dan ekspektasi saya adalah tindakan yang tidak terlalu mengganggu terhadap rumah sakit akan berkurang dan kami tetap berhubungan dengan Israel," kata Presiden Biden di Gedung Putih, melansir Reuters 14 November.
"Juga ada upaya untuk mendapatkan jeda dalam menangani pembebasan tahanan. Hal itu juga sedang dinegosiasikan dengan pihak Qatar," lanjutnya.
"Jadi saya tetap berharap, tetapi rumah sakit harus dilindungi," tandas Presiden Biden.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al-Qidra, yang berada di dalam rumah sakit Al Shifa, mengatakan pada Hari Senin, 32 pasien telah meninggal dalam tiga hari sebelumnya, termasuk tiga bayi baru lahir, karena pengepungan rumah sakit di Gaza utara dan kurangnya listrik.
Baca juga:
- Presiden Biden dan Presiden Jokowi Sepakati Kemitraan Strategis Komprehensif Amerika Serikat-Indonesia
- Enggan Tinggalkan Pasien, Dokter di RS Al-Shifa Gaza Tolak Perintah Evakuasi Israel
- Terima Presiden Jokowi, Joe Biden: Kedua Negara Bekerja Sama Perangi Krisis Iklim hingga Dukung Perdamaian Regional
- Temui Presiden Biden di Gedung Putih, Presiden Jokowi: Indonesia Imbau AS Berbuat Lebih Banyak untuk Hentikan Kekerasan di Gaza
Israel melancar serangan melalui darat, laut dan udara terhadap Gaza, memblokade total wilayah tersebut, usai serangan ke wilayah selatan negaranya oleh Hamas pada 7 Oktober, menewaskan lebih dari 1.200 orang orang dan 240 lainnya disandera.
Sedangkan mengutip Al Jazeera, sekitar 11.200 orang tewas di Gaza sejak serangan Israel ke wilayah tersebut. Sekitar 40 persen dari jumlah tersebut merupakan anak-anak.