Kutuk Pelanggaran Israel di Gaza, Putra Mahkota Arab Saudi: Pemindahan Paksa Warga Palestina Harus Dihentikan

JAKARTA - Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman mengutuk "pelanggaran" Israel di Jalur Gaza, ketika para diplomat bertemu di Riyadh terkait respons kolektif terhadap perang pada Hari Jumat.

"Kami mengutuk pelanggaran yang disaksikan di Jalur Gaza oleh otoritas pendudukan Israel dan menegaskan kembali posisi kami, pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza harus dihentikan," tegas Pangeran Mohammed ketika membuka KTT Arab Saudi - Afrika, melansir The National News 10 November.

KTT tersebut adalah salah satu dari beberapa pertemuan yang diadakan di Arab Saudi akhir pekan ini. Para menteri luar negeri dari 22 anggota Liga Arab tiba di Riyadh pada Hari Kamis untuk pertemuan tertutup selama dua hari.

Sumber mengatakan, pertemuan mereka dilanjutkan di Hotel Intercontinental Riyadh pada pukul 4 sore waktu setempat pada Hari Jumat, menambahkan delegasi dari negara Islam yang lebih luas, termasuk Iran, akan hadir.

Presiden Iran Ebrahim Raisi diperkirakan akan menghadiri pertemuan puncak darurat gabungan Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada Hari Sabtu. Kunjungannya ke Arab Saudi akan menjadi yang pertama bagi kepala negara Iran sejak kedua negara tersebut memulihkan hubungan tahun ini.

KTT Arab Saudi Afrika. (Sumber: SPA)

Gelombang diplomasi ini terjadi ketika Israel tidak menunjukkan tanda-tanda menghentikan serangan militernya di Gaza, meskipun ada laporan mereka akan memulai "jeda" selama empat jam setiap hari dalam pertempuran di wilayah utara Gaza.

Sementara itu, negara-negara Arab mengutuk operasi darat Israel dan menyerukan gencatan senjata, sesuatu yang ditolak Israel.

Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab Hossam Zaki mengatakan kepada wartawan, Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya telah mencoba mempengaruhi negara-negara Arab, untuk mengusulkan solusi kekuatan multinasional yang akan mencakup pasukan Arab dan Barat untuk mengelola Gaza guna menenangkan Israel.

"Semua gagasan yang diajukan oleh Israel atau negara lain demi memisahkan Gaza dari Tepi Barat ditolak, dan posisi Arab sudah sangat jelas sejak awal perang," tegas Zaki setelah pertemuan tingkat menteri luar negeri.

"Kami menuntut gencatan senjata sepenuhnya, bukan gencatan senjata kemanusiaan dan solusi politiknya adalah penerapan Inisiatif Perdamaian Arab," tandasnya.