Pemprov DKI Tegaskan Sodetan Ciliwung Tak Hilangkan Banjir

JAKARTA - Plt Kepala Dinas Sumber Daya Air Ika Agustin Ningrum menegaskan Sodetan Ciliwung tidak bisa menghilangkan banjir pada daerah bantaran Sungai Ciliwung.

Pernyataan ini menanggapi sejumlah wilayah Jakarta terendam banjir pada Sabtu, 4 November dan Minggu, 5 November akibat hujan deras yang mengakibatkan sungai meluap saat Sodetan Ciliwung sudah dioperasikan.

"Jangan disalahartikan kalau gara-gara Sodetan Ciliwung, Jakarta Bebas Banjir. Sodetan itu bukan berarti menghilangkan banjir. Genangan itu masih akan tetap ada, terutama daerah bantaran kali," kata pengerukan Sungai Ciliwung pada aliran di Kelurahan Kebon Baru dan Kelurahan Bidara Cina, Jumat, 10 November.

Ika menyebut Sodetan Ciliwung yang memecah volume air di aliran Sungai Ciliwung ke Banjir Kanal Timur (BKT) ini hanya berfungsi mengurangi tinggi genangan dan lama durasi waktu banjir.

Pengurangan tinggi genangan dari pengoperasian Sodetan Ciliwung pun hanya berada di Kelurahan Bidara Cina, Kebon Baru, Bukit Duri, Kampung Melayu, Manggrai, dan Kebon Manggis.

"Jangan ekspektasinya dengan sodetan itu bebas banjir, apalagi Kali Ciliwung. Ciliwung ini pathway (jalan aliran air) dari Bogor, Depok, semuanya mengalir dari Kali Ciliwung menuju laut," ujar Ika.

"Nah, kalau warga yang tinggal di bantaran pasti akan tergenang. Cuma, berapa lama genangannya itu, dengan ada sodetan, terbantu banget," lanjutnya.

Meski Ika mengakui perlu adanya perbaikan standar operasional prosedur (SOP) fungsi sodetan seperti yang dikemukakan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, namun setidaknya dampak banjir di bantaran Kali Ciliwung telah berkurang.

"Rata-rata kemarin berkurang 50 sampai 70 sentimeter tinggi muka airnya. Ini bukan cuma (berkat) sodetan, ya. Kan ada bendungan (kering) Ciawi dan Sukamahi yang sudah satu kesatuan sistem," imbuhnya.