JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meninjau pembangunan sodetan dari Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur, kemarin.
Dalam kunjungannya, Luhut didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil, Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Wali Kota Jakarta Timur Muhammad Anwar.
Proyek sodetan ini merupakan salah satu pengendalian banjir di Jakarta yang dilakukan pemerintah pusat, selain normalisasi sungai. Sodetan ini dibuat untuk mengendalikan banjir mulai dari hulu hingga hilir.
Saat meninjau progres dari proyek sodetan, Luhut menargetkan pembangunan lebih cepat selesai dari target awal. Sebelumnya, proyek sodetan ditargetkan rampung pada kuartal ke-2 tahun 2023.
"Sodetan itu tinggal 600 meter lagi kurangnya, kita targetkan dengan PUPR dan diharapkan selesai ditahun 2022 di kuartal ke-3, jadi lebih cepat dari target sebelumnya,” kata Luhut dalam keterangan resmi, dikutip pada Kamis, 5 Agustus.
BACA JUGA:
Diketahui, proyek sodetan Kali Ciliwung digagas sejak tahun 2013. Pada tahun 2015, pembangunan sodetan Sungai Ciliwung telah tuntas sepanjang 550 meter. Kemudian dilanjutkan pada 2015-2017 dengan pembangunan permanen outlet dan dinding penahan tanah Kali Cipinang.
Sayangnya, pengerjaannya sempat berhenti karena Pemprov DKI belum kunjung membebaskan lahan area proyek sodetan secara menyeluruh. Lalu, pada tahun 2021, Kementerian PUPR melanjutkan pekerjaan sodetan Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur 714 meter, sehingga total panjang sodetan nantinya 1,26 kilometer.
Pembangunan sodetan ini akan mengurangi debit banjir Sungai Ciliwung dengan mengalirkan air sebesar 60 m3/detik ke Kanal Banjir Timur, saat Sungai Ciliwung sudah tidak lagi mampu menampung debit air pada perkiraan debit banjir ulang 25 tahunan sebesar 508 m3/detik.