Ganjar: Siapa Memecah PDIP, Anda Berlawanan dengan Banteng
JAKARTA - Calon presiden (capres) Ganjar Pranowo mengatakan banteng siap melawan siapa pun yang melakukan politik pecah belah. Dia mengingatkan seluruh kader PDI Perjuangan (PDIP) harus bersatu dan kuat menyambut Pemilu 2024.
Hal ini disampaikan Ganjar saat ditanya soal ziarah ke makam Presiden Pertama RI Soekarno atau Bung Karno pada hari ini, Jumat, 3 November.
Awalnya, sosok berambut putih ini menerangkn kegiatan yang dilakukannya bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan calon wakil presiden (cawapres) Mahfud MD itu untuk meminta berkah maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Tentu saja pasti ada kaitanya dengan itu (Pilpres 2024, red). Maka usaha lahiriyahnya sudah partai sudah memberikan rekomendasi kepada kita. Kita mulai mendaftarkan juga,” kata Ganjar kepada wartawan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Jumat, 3 November.
Setelah usaha lahir, kini tinggal usaha lain yang harus dilakukan. Salah satunya, sambung Ganjar, bersatu dan saling menguatkan untuk menghadapi Pilpres 2024.
“Dan barang siapa memecah partai ini, anda berlawanan dengan banteng. Banteng ketaton itu tidak pernah cengeng, dia akan keras,” tegasnya.
Sebagai informasi, Ganjar sudah pernah menyinggung soal banteng ketaton. Momen ini terjadi saat dia ditanya soal kesedihan PDIP setelah ditinggal Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang punya pilihan berbeda.
“Kesedihan itu pasti ada tapi kami enggak akan cengeng. Banteng enggak cengeng, banteng ketaton itu langsung bergerak," kata Ganjar kepada wartawan di Jakarta yang dikutip Senin, 30 Oktober.
Baca juga:
- Ganjar Singgung Wasit Harus Tiup Peluit Kalau Striker Dijegal Saat Tonton Liga Kampung Soekarno Cup
- Kejagung Perkuat Bukti Usut Keterlibatan Swasta di Kasus Impor Emas
- Politikus PDIP Masinton Sindir Keras Jokowi, Bicara Sudah Ada Pemanasan Politik Ketidaknetralan
- Densus 88 Ringkus 2 Teroris JAD yang Berencana Gagalkan Pemilu 2024
Dia mengatakan partainya tak akan romantisme kesedihan. Eks Gubernur Jawa Tengah itu bahkan mengajak semua pihak mengenang peristiwa 27 Juli 1996 atau Kudatuli.
“Kita harus berjuang. PDIP waktu PDI dihajar habis-habisan, di kantor itu (Kantor DPP PDIP, red) bahkan ada yang mati, jangan lupa dengan Kudatuli loh ya, dan kita coba fight terus. Kita enggak cengeng dengan segala apa yang terjadi," tegasnya.