Imbas Normalisasi Harga Batu Bara, Pendapatan Usaha RMKE Turun 3,4 Persen

JAKARTA - PT RMK Energy Tbk (RMKE) memaparkan kinerja perusahaan pada kuartal III-2023. Direktur Keuangan Perseroan, Vincent Saputra dalam paparannya menyampaikan, RMKE membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,8 triliun, atau mengalami sedikit penurunan sebesar 3,4 persen yoy.

"Hal ini disebabkan oleh normalisasi harga yang menyebabkan penurunan yang signifikan pada segmen penjualan batu bara," uajrnya dalam konferensi pers secara daring, Kamis 2 November.

Meski mencatatkan penurunan pendapatan usaha, pendapatan usaha dari segmen jasa berhasil mengimbangi penurunan yang disebabkan normalisasi harga tersebut. Pendapatan usaha dari segmen penjualan batu bara sebesar Rp1,2 triliun, atau turun sebesar 19,5 persen yoy namun pendapatan usaha dari jasa tumbuh sebesar 59,1 persen yoy menjadi Rp620,5 miliar pada kuartal III.

Dengan demikian, lanjut Vincent, RMKE berhasil meningkatkan margin laba kotor pada level 23,6 persen atau meningkat 130bps dari 22,9 persen pada periode yang sama tahun lalu.

"Hal ini dicapai karena beban COGS segmen penjualan batubara juga turun sebesar 12,3 persen YoY sehingga segmen penjualan batu bara masih membukukan kinerja positif dengan margin yang lebih kecil dibandingkan dengan tahun lalu," lanjut Vincent.

Adapun segmen jasa dan penjualan batu bara berkontribusi masing-masing sebesar 59,5 persen dan 40,5 persen ke total laba kotor Perseroan. Hingga periode September 2023, RMKE berhasil mempertahankan laba kotor yang sedikit turun 0,4 persen yoy.

RMKE juga mempertahankan margin laba bersih pada level 15,5 persen di akhir September 2023. Kinerja laba bersih ini ditopang oleh segmen jasa yang memiliki margin laba yang lebih besar dibandingkan dengan segmen penjualan batu bara.

Hal ini yang mendukung Perseroan mampu mempertahankan kinerja keuangan dengan kedua segmen yang masih membukukan kinerja positif di tengah kondisi yang kurang mendukung seperti normalisasi harga.

Margin laba segmen jasa yang kian tebal mendongkrak kinerja keuangan Perseroan hingga periode September 2023. Pertumbuhan segmen jasa ini ditopang oleh kenaikan volume bongkaran kereta dan muatan tongkang yang tumbuh signifikan masing-masing sebesar 9,7 persen yoy dan 14,5 persen yoy.

Jumlah bongkaran kereta dan muatan tongkang hingga September 2023 masing-masing telah mencapai 9,2 juta MT dan 6,2 juta MT. Peningkatan kinerja operasional dari segmen jasa batubara ini tidak terlepas dari on-time performance (OTP) bongkar kereta yang jauh lebih cepat 41 menit menjadi 3,25 jam per kereta dibandingkan waktu bongkar kereta pada periode yang sama tahun lalu 4,06 jam.

Penggunaan bahan bakar meningkat sebesar 10,9 persen seiring dengan peningkatan volume angkutan batubara, namun rasio penggunaan bahan bakar per MT batu bara tetap lebih efisien dari 0,91 liter per MT tahun lalu menjadi 0,88 liter per MT tahun ini atau lebih efisien sebesar 3,2 persen dibanding periode sebelumnya.

Pendapatan dari segmen penjualan batu bara cenderung flat di tengah normalisasi harga batu bara yang terkoreksi sebesar 16,9 persen yoy hingga September 2023, namun kinerja segmen ini masih ditopang oleh pertumbuhan produksi tambang PT Truba Bara Banyu Enim (TBBE) yang berhasil memproduksi 900,8K MT batu bara, atau meningkat sebesar 11,3 persen yoy dan berkontribusi 53,76 persen ke total volume penjualan batu bara.

Selain didukung oleh pertumbuhan volume batubara in-house, Perseroan juga berupaya mengoptimalkan biaya operasional dengan beban pokok pendapatan penjualan batu bara yang turun 12,3 persen yoy pada 9M 2023.