Dirjen Migas Sebut Harga Keekonomian Pertalite Rp12.000
JAKARTA - PT Pertamina (Perser) menurunkan harga produk bahan bakar minyak nonsubsidi yakni Pertamax. Penurunan ini tidak berlaku untuk BBM bersubsidi jenis Pertalite.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengatakan, hal ini dikarenakan keekonomian Pertalite masih cukup tinggi dari harga jual sehingga penurunan harga belum bisa dilakukan.
Menurut perhitungnya, harga Pertalite masih di kisaran Rp12.000 per liter dari harga jual saat ini yang ditetapkan sebesar Rp10.000 per liter
"Harga ekonominya masih lebih. Lebihnya bisa sekitar 2.000-an," ujarnya saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Rabu 1 November.
Lebih jauh, ia mengatakan, jika penurunan BBM non subsidi belum menjadi pendorong masyarakat yang telah bermigrasi menggunakan pertalite akan kembali menggunakan Pertamax.
Baca juga:
- Pertamina Beri Penjelasan Soal Turunnya Harga Pertamax Cs
- Harga Terbaru BBM Pertamina 1 November 2023, Pertamax Turun Jadi Rp13.400 per Liter
- Surat Rekomendasi Pembelian BBM Subsidi dari BPH Migas Berlaku 3 Bulan
- BPH Migas Segera Gunakan Teknologi Informasi, Permudah Penerbitan Surat Rekomendasi Pembelian JBT & JBKP
Dia beralasan, jika harga minyak dunia saat ini masih belum stabil di tengah eskalasi konflik antara Hamas dan Israel.
"Enggak, saya kira ini kan harga masih tidak stabil. Memang, coba Anda lihat bahwa Hamas makin keras, tetapi harga minyak bisa turun," kata Tutuka.
Tutuka bilang, meski ada konflik di Timur Tengah, Arab Saudi sebagai penghasil minyak masih memegang peranan besar dalam menentukan harga minyak mentah dunia.
"Sejak kemarin dia mengurangi suplai. Tapi pada saat tentu dia akan menambah suplai. Jadi ya perannya Saudi Arabia itu dan OPEC+ itu menentukan," pungkas Tutuka.