Direktur FBI Khawatir Serangan Hamas akan Insprirasi Ancaman Teror Terhadap AS sejak ISIS
JAKARTA - Serangan kelompok militan Palestina Hamas terhadap Israel akan menjadi ancaman teror paling signifikan terhadap Amerika Serikat sejak kebangkitan ISIS hampir satu dekade lalu, kata Direktur FBI Christopher Wray pada sidang Kongres Hari Selasa.
Wray mengatakan, sejak dimulainya konflik Israel-Palestina di Jalur Gaza awal bulan ini, sejumlah organisasi teroris asing telah menyerukan serangan terhadap Amerika Serikat dan negara-negara Barat, sehingga meningkatkan ancaman yang ditimbulkan oleh ekstremis kekerasan yang berasal dari dalam negeri negara itu.
"Tindakan Hamas dan sekutunya akan menjadi inspirasi yang belum pernah kita lihat sejak ISIS meluncurkan kekhalifahannya beberapa tahun lalu," kata Wray, melansir Reuters 1 November.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam sidang di hadapan Komite Keamanan Dalam Negeri dan Urusan Pemerintahan Senat AS yang berfokus pada ancaman terhadap Amerika Serikat.
Pemerintah AS sendiri telah melihat peningkatan ancaman terhadap orang-orang Yahudi, Muslim dan Arab-Amerika sejak pecahnya pertempuran di Gaza, kata para pejabat.
Lebih jauh Wray mengatakan, jumlah serangan terhadap pangkalan militer AS di luar negeri oleh kelompok milisi yang didukung Iran mengalami peningkatan bulan ini.
Serangan dunia maya terhadap Amerika Serikat yang dilakukan oleh Iran dan aktor non-negara kemungkinan akan memburuk jika konflik meluas, katanya.
Sementara itu, Menteri Keamanan Dalam Negeri Alejandro Mayorkas dalam pertemuan tersebut mengatakan, kebencian yang ditujukan kepada pelajar Yahudi di Amerika Serikat setelah dimulainya konflik Israel-Hamas di Gaza, telah menambah peningkatan antisemitisme.
Sebelumnya, Gedung Putih menyatakan kekhawatirannya minggu ini atas laporan insiden anti-Yahudi di universitas-universitas AS, karena ketegangan telah mendorong pejabat universitas untuk memperketat keamanan.
Politisi Republik Senator Josh Hawley bertanya kepada Mayorkas tentang mengapa seorang petugas suaka AS yang dilaporkan membuat postingan anti-Israel di media sosial diberhentikan tetapi tidak dipecat, dengan mengatakan karyawan tersebut "merayakan genosida."
Baca juga:
- Sebut Israel Lakukan Kejahatan Kemanusiaan Selama 25 Hari Perang di Gaza, Presiden Erdogan: Dunia Barat Gagal
- Presiden Turki Erdogan: Israel Tampaknya Kehilangan Akal dan Harus Segera Dihentikan
- Dokumen Menteri Pertahanan Israel Tahun 2016 Prediksi Serangan Hamas, Diketahui PM Netanyahu
- Pemimpin Oposisi Israel Sebut Enam Tokoh Kunci Hamas Harus Dibunuh di Dalam atau Luar Negeri
Mayorkas mengatakan, tindakan tersebut "tercela" untuk menyatakan bahwa postingan tersebut mencerminkan pandangan pegawai Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS), yang menyatakan ibunya sendiri adalah penyintas Holocaust.
Terpisah, pada pertemuan puncak ransomware yang diselenggarakan oleh Gedung Putih pada Hari Selasa, Jaksa Agung Merrick Garland mengatakan dia telah mengarahkan Departemen Kehakiman untuk membantu penyelidik Israel menyelidiki aliran keuangan ke Hamas, termasuk yang melibatkan cryptocurrency.