WHO Peringatkan Bencana Kesehatan Bisa Terjadi di Gaza

JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bencana kesehatan masyarakat bisa terjadi di Gaza, akibat kepadatan yang berlebihan, pengungsian massal dan kerusakan infrastruktur.

Juru bicara WHO Christian Lindmeier memperingatkan, warga sipil yang tidak terkait langsung dengan pengeboman Israel juga memiliki risiko kematian.

"Ini adalah bencana kesehatan masyarakat yang akan terjadi, seiring dengan perpindahan massal, kepadatan penduduk, kerusakan infrastruktur air dan sanitasi," kata Lindmeier kepada wartawan, melansir Reuters 1 November.

Ketika ditanya apakah orang-orang meninggal karena komplikasi selain akibat pemboman, Lindmeier berkata: "Ya, itu benar."

Sementara itu, juru bicara UNICEF James Elder memperingatkan risiko kematian bayi akibat dehidrasi, dengan keluaran air hanya 5 persen dari tingkat normal.

"Jadi, kematian anak-anak karena dehidrasi, khususnya kematian bayi karena dehidrasi, merupakan ancaman yang semakin besar," ungkapnya, seraya menambahkan anak-anak menjadi sakit karena minum air asin.

Lebih jauh dikatakan, sekitar 940 anak dilaporkan hilang di Gaza, dengan beberapa di antaranya diperkirakan terjebak di bawah reruntuhan.

Yang lainnya menderita trauma atau stres berat, katanya, seperti putri seorang staf UNICEF yang berusia 4 tahun, di mana ia mulai melukai dirinya sendiri dengan menjambak rambut dan menggaruk pahanya hingga berdarah.

Sementara itu, Kantor Kemanusiaan PBB dalam sebuah pernyataan pada Selasa pagi mengatakan, pasokan air ke Gaza selatan terhenti pada Hari Senin "karena alasan yang tidak diketahui."

Lindmeier juga menyerukan agar bahan bakar diizinkan masuk ke Gaza agar pabrik desalinasi dapat beroperasi.

Diketahui, Israel telah memblokade total Jalur Gaza, menolak pasokan bahan bakar memasuki wilayah itu dengan mengatakan akan diambil oleh Hamas untuk tujuan militer.

Hingga Selasa, jumlah korban tewas akibat serangan Israel terhadap Jalur Gaza telah mencapai 8.525 orang, kata Kementerian Kesehatan di Gaza, dikutip dari Anadolu.

"Para korban termasuk 3.542 anak-anak dan 2.187 perempuan, sementara 21.543 orang lainnya terluka," terang juru bicara kementerian Ashraf al-Qudra pada konferensi pers di Kota Gaza.

Lebih jauh, ia mengatakan kementerian telah menerima laporan sekitar 2.000 orang masih terjebak di bawah reruntuhan, termasuk 1.100 anak-anak.

Al-Qudra menambahkan, 130 petugas medis tewas dan 25 ambulans hancur dalam serangan udara Israel sejak 7 Oktober.

"Pasukan pendudukan dengan sengaja menargetkan 57 fasilitas kesehatan, memaksa 15 rumah sakit dan 32 pusat perawatan primer tidak berfungsi," tambahnya.