Bapanas Mobilisasi Cabai Rawit Merah ke Daerah Defisit, Ini Tujuannya
JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) terus mengupayakan stabilisasi pasokan dan harga cabai rawit merah dengan memobilisasi pasokan dari daerah surplus ke daerah defisit.
“Kami mendorong pemerintah daerah untuk saling membangun kerja sama antardaerah, sehingga cabai di daerah yang masih produksi dan harganya stabil dapat mendistribusikan cabai ke daerah defisit atau daerah dengan harga cabai yang tinggi,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dikutip dari ANTARA, Rabu, 1 November.
Arief menuturkan, saat ini pasokan cabai rawit merah ke Pasar Induk Kramat Jati mengalami penurunan sekitar 6 persen, karena sumber panen di daerah sentra produksi mengalami penurunan.
Kendati pasokan ke pasar tersebut masih relatif normal di kisaran 30 ton per hari, lanjut Arif, pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti Kementan dan para gapoktan champion cabai untuk terus memasok ke pasar dengan volume sebesar 3 ton hingga 5,5 ton.
Selain itu, guna menopang stabilitas pasokan dan harga cabai di Pasar Induk, Bapanas juga melakukan Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) dari daerah surplus ke daerah defisit melalui kerja sama antardaerah dengan mengoptimalkan pemaBapanasatan dana APBD dan Belanja Tidak Terduga (BTT).
“Bapanas secara rutin menghadiri Rakor Inflasi yang dilaksanakan oleh Kemendagri terus menekankan agar setiap daerah memaBapanasatkan dana tersebut untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan di daerah masing-masing,” kata Arief.
Selain itu, melalui dana dekonsentrasi yang dialokasikan di Bapanas, pemda provinsi dan kabupaten/kota terus menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM) di seluruh daerah. Hingga saat ini, total kegiatan GPM menyasar hingga 1.133 lokasi dengan rincian 257 lokasi di 35 provinsi dan 876 lokasi di 332 kabupaten/kota.
Baca juga:
Dari data Panel Harga Pangan Bapanas 30 Oktober 2023, harga rata-rata nasional cabai rawit merah (CRM) di tingkat produsen sebesar Rp 50.310/kg. Masih di atas HAP sebesar Rp 25.000-Rp31.500 per kg.
Harga tertinggi di Sulawesi Utara Rp72.500 per kg dan terendah di Sulawesi Selatan Rp25.400 per kg.
Sementara itu, di tingkat konsumen harga rata-rata nasional CRM Rp51.872 per kg, masih berada di atas HAP sebesar Rp40.000-Rp57.000 per kg. Harga tertinggi di Maluku Rp93.419 per kg dan terendah di NTT Rp43.000 per kg.