Bagikan:

JAKARTA - Harga cabai rawit merah di pasaran semakin mahal, saat ini berkisar Rp90.000 hingga Rp100.000 per kilogram (kg). Penyebab mahalnya harga cabai tersebut karena panen yang menurun.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan mahalnya harga cabai rawit merah saat ini disebabkan jumlah penan yang menurun di beberapa daerah.

“Jadi kalau cabe, produk-produk hortikultur itu challenge-nya sebenarnya adalah kalau panennya shortage, maka harga akan tinggi,” katanya saat ditemui di Jakarta, Minggu, 28 Juli.

Karena itu, Arief mengatakan pihaknya memberikan solusi dengan memfasilitasi distribusi cabai dari beberapa daerah yang produksinya tinggi.

“Salah satu solusinya adalah memfasilitasi distribusi dari beberapa daerah yang memang masih produksinya tinggi,” jelasnya.

Meski begitu, Arief menginginkan ke depan beberapa produk hortikultura bisa memiliki umur simpan atau savelife yang lebih panjang. Karena itu, pihaknya akan mengatur produksi cabai bersama stakeholder khususnya Kementerian Pertanian (Kementan).

“Jadi yang paling benar adalah kita atur produksi, bersama dengan Menteri Pertanian, khususnya Dirjen Hortikultur, kalau untuk cabai. Bapanas tidak bisa berdiri sendiri, tetapi bersama seluruh stakeholders,” jelasnya.

Sekadar informasi, sebelumnya Kementerian Pertanian mengungkapkan pasokan cabai rawit merah memang tengah turun dibandingkan bulan sebelumnya. Dalam catatan Kementan, produksi cabai rawit merah Juli sebanyak 125.036 ton sementara Juni ada 138.784 ton.

Penyebabnya kekeringan yang terjadi di sejumlah sentra produksi cabai, sehingga menurunkan hasil produksi. Misalnya di Kabupaten Lamongan pada Mei hingga Juni tidak ada hujan sehingga tanaman mengalami kekeringan karena kekurangan air hampir 90 persen.