Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya menumbuhkan pelaku industri kecil dan menengah (IKM) yang memanfaatkan potensi sumber daya alam, termasuk salah satunya jamur tiram, yang menjadi potensi di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.

Upaya tersebut dilakukan melalui Bimbingan Teknis Wirausaha Baru IKM Pangan Olahan Jamur Tiram di Kawasan Transmigrasi Telang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, pada 24-28 Oktober 2023, yang diikuti sebanyak 30 peserta.

"Kami terus berupaya mendorong tumbuhnya pelaku IKM yang mampu mengolah dan memanfaatkan potensi sumber daya alam kami agar menjadi produk yang berdaya saing dan bernilai jual tinggi," kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita dalam siaran pers yang diterima VOI, dikutip Senin, 30 Oktober.

Reni mengatakan, upaya ini terbukti mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi ekonomi daerah dan nasional.

Dia menyebut, banyak pelaku IKM di daerah yang memiliki potensi besar untuk mengembangkan komoditas unggulan daerahnya masing-masing agar menjadi produk yang mempunyai nilai tambah lebih.

"IKM yang berdaya saing adalah yang dapat bertahan dalam persaingan di pasar. Sehingga, IKM harus mampu menghasilkan produk yang sesuai keinginan pasar dengan memanfaatkan sumber daya lokal," ujar Reni.

Adapun jamur tiram merupakan salah satu sumber protein nabati yang juga dapat digunakan sebagai pengganti daging. Selain itu, budi daya jamur tiram juga relatif mudah dan dapat tumbuh cepat dengan ruang yang relatif kecil, sehingga menjadikannya pilihan yang ideal untuk berbagai skala usaha, mulai dari rumahan hingga industri.

Dalam upaya meningkatkan nilai tambah jamur tiram, yang perlu dilakukan antara lain diversifikasi pengolahan produk pascapanen. Pengolahan jamur tiram pascapanen bertujuan memperpanjang umur simpan dan dapat dilakukan melalui teknologi pengawetan serta teknologi pengolahan.

"Dengan begitu, jamur tiram nantinya dapat diolah menjadi berbagai produk, seperti kuliner (makanan siap saji), makanan ringan (keripik jamur), penyedap rasa, hingga tepung jamur tiram, yang dalam pengolahannya harus tetap memperhatikan standar keamanan pangan," ucap Reni.

Lebih lanjut, Reni berharap, pelaksanaan bimbingan teknis produksi olahan jamur tiram dapat menciptakan beragam produk turunan jamur tiram sehingga IKM mampu meningkatkan nilai tambah produknya, serta dapat memasarkan produknya untuk memenuhi kebutuhan pasar di Kabupaten Banyuasin, bahkan hingga Provinsi Sumatera Selatan.

"Diharapkan, penumbuhan pelaku wirausaha di sektor pengolahan pangan berbasis jamur tiram di Kawasan Transmigrasi Telang ini, dapat membuka peluang bisnis serta membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat," tuturnya.

Sementara itu, Direktur IKM Pangan, Furnitur dan Bahan Bangunan Ditjen IKMA Kemenperin Yedi Sabaryadi menambahkan, selain materi bimbingan teknis produksi, peserta juga mendapatkan materi terkait kewirausahaan, seperti manajemen usaha, permodalan dan akses pembiayaan, legalitas usaha, pemasaran, serta izin edar produk.

"Semoga produk jamur tiram yang dihasilkan oleh wirausaha baru mampu memenuhi selera pasar dan berdaya saing," imbuhnya.

Sekadar informasi, dalam kegiatan ini juga dilakukan penyerahan bantuan mesin peralatan secara simbolis dari Ditjen IKMA kepada kelompok IKM sebanyak 27 jenis mesin peralatan produksi olahan pangan.