China Respons Netanyahu Tolak Gencatan Senjata di Gaza, Minta Israel Taat Hukum Internasional
JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menanggapi pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menolak resolusi Majelis Umum PBB untuk melakukan gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza.
"Semua negara berhak atas hak membela diri, tetapi hak tersebut harus dilaksanakan atas dasar ketaatan pada hukum internasional, khususnya hukum humaniter internasional dan perlindungan keselamatan warga sipil," kata Wang Wenbin saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China dilansir ANTARA, Selasa, 31 Oktober.
Majelis Umum PBB pada Jumat (27/10) dalam Sesi Khusus Darurat ke-10, menyerukan gencatan senjata kemanusiaan antara Palestina dan Israel serta menuntut akses bantuan ke Jalur Gaza yang dikepung serta perlindungan warga sipil.
Resolusi yang dirancang oleh negara-negara Arab disetujui dengan 120 suara --termasuk China--sedangkan 45 suara abstain dan 14 negara, termasuk Israel dan Amerika Serikat (AS) tidak menyetujui.
Namun, PM Benjamin Netanyahu dalam konferensi pers mengatakan gencatan senjata merupakan tanda menyerah kepada Hamas sehingga Israel tidak akan melakukannya.
Netanyahu bahkan mengatakan negara-negara lain harus memberikan lebih banyak bantuan untuk membebaskan lebih dari 230 sandera yang diculik oleh Hamas dalam serangan pada 7 Oktober.
"Semua kehidupan sangat berharga. Kehidupan warga Palestina perlu dilindungi sama seperti kehidupan orang-orang di negara lain. Prioritas mendesak saat ini adalah melaksanakan sepenuhnya resolusi Majelis Umum PBB, menghentikan pertempuran, mencegah memburuknya situasi dan mencegah bencana kemanusiaan yang lebih buruk lagi," tambah Wang Wenbin.
Wang Wenbin menyebut penggunaan kekuatan tidak akan pernah membawa perdamaian abadi karena kekerasan hanya akan mengarah pada lingkaran setan balas dendam.
"Hanya dengan mengupayakan keamanan bersama maka akan tercipta keamanan yang berkelanjutan. Hanya dengan mematuhi hukum internasional keadilan dan keadilan internasional dapat ditegakkan. Hanya melalui penyelesaian politik maka permasalahan keamanan semua pihak dapat diatasi secara mendasar," ungkap Wang Wenbin.
Baca juga:
- SYL Habiskan Lima Jam Jalani Pemeriksaan Kasus Dugaan Pemerasan Pimpinan KPK
- Hakim Enny Nurbaningsih Susul Anwar Usman dan Arief Hidayat Diperiksa MKMK
- Tak Cepat Periksa Firli Terkait Pertemuan dengan SYL, Dewas KPK: Pemeriksaan Polda Masih Berjalan
- Pj Gubernur Bali Klarifikasi Baliho Ganjar-Mahfud Dicopot Saat Jokowi Kunker: Digeser Sementara, Selesai Acara Terpasang Lagi
Jalan keluar mendasar dari permasalahan Palestina, menurut Wang Wenbin, terletak pada implementasi solusi dua negara dan Palestina dan Israel hidup berdampingan secara damai.
"China akan terus melakukan upaya tanpa henti untuk mencapai penyelesaian masalah Palestina yang komprehensif, adil dan jangka panjang," kata Wang Wenbin.
Netanyahu dalam pernyataannya juga mengatakan Israel akan berjuang sampai pertempuran ini dimenangkan. Ia juga mengeklaim pasukan Israel sedang berusaha keras untuk "mencegah korban sipil" di Gaza.
Namun berdasarkan data Kementerian Kesehatan Palestina, warga Palestina yang terbunuh akibat serangan Israel ke Gaza sudah 8.306 jiwa termasuk 3.457 anak-anak dan 2.136 wanita, sementara 21 ribu lainnya luka-luka, sebut Kementerian Kesehatan Palestina.
Sebaliknya, lebih dari 1.500 warga Israel tewas dalam konflik ini.
Juru bicara militer Israel Daniel Hagari pada akhir pekan lalu mengumumkan pasukan Israel memperluas operasi mereka dan mulai masuk tahap selanjutnya perang melawan Hamas yang mencakup operasi darat.
Sebanyak 2,3 juta penduduk Gaza saat ini bergulat melawan kelangkaan pangan, air, bahan bakar, dan obat-obatan yang semakin menipis akibat blokade Israel di kantong Palestina itu.