NASA Akan Luncurkan Roket untuk Pelajari Nebula Cygnus Loop

JAKARTA - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berencana meluncurkan roket untuk misi Eksperimen Spektroskopi Ultraviolet Bidang Integral (INFUSE).

Rencananya, roket ini akan meluncur pada Senin, 30 Oktober waktu Indonesia. Melalui misi ini, NASA ingin menangkap sisa-sisa supernova di konstelasi Cygnus, rasi bintang di bagian utara Bima Sakti.

Target pada misi ini adalah awan debu dan gas raksasa bernama Cygnus Loop atau Nebula Cirrus. Sisa supernova ini dipercaya terbentuk akibat kematian bintang pada 20.000 tahun lalu.

INFUSE akan terbang pada ketinggian 150 mil untuk mengamati Cygnus Loop dalam beberapa menit. Roket yang membawa instrumen pencitraan dan spektroskopi khusus ini akan menangkap cahaya dalam gelombang ultraviolet jauh.

Menurut penjelasan NASA, cahaya ini merupakan gas yang berada di suhu 50.000 hingga 300.000 derajat celsius. Cahaya ini masih mendesis meski ledakan supernova sudah lama terjadi.

Peneliti Utama INFUSE Brian Fleming mengatakan bahwa Cygnus Loop memiliki dampak yang cukup besar pada pembentukan galaksi sehingga mereka perlu menelitinya. Menurutnya, Cygnus Loop dapat memberikan gambaran tentang hasil dari ledakan supernova.

“Dengan pengukuran pertama ini, kita akan lebih memahami bagaimana unsur-unsur supernova bercampur dengan lingkungan di sekitarnya. Ini adalah langkah besar menuju pemahaman bagaimana materi dari supernova menjadi bagian dari planet seperti Bumi,” jelas Fleming.

Sebagai informasi, Cygnus Loop merupakan sisa-sisa yang terbentuk dari bintang berukuran 20 kali dari Matahari. Awan ini masih berkembang dan bergerak dengan cepat, yakni hingga 1,5 juta kilometer per jam.