Film Wakaf Tawarkan Horor Religi dengan Isu yang Tabu untuk Dibaha
JAKARTA - Di tengah gempuran film horor yang membanjiri bioskop, WAKAF hadir membawa nuansa horor religi. Salah satu kekhasan dari film yang menjadi film ketiga dari Super Media Pictures ini adalah benang merah cerita yang mengangkat sekaligus mendiskusikan problematik wakaf dengan balutan nilai hiburan dan religi.
Film yang disutradarai Adi Garin dan diproduseri Unchu Viejay ini telah memulai proses produksi sejak masa pandemi Covid-19 tahun 2020. Sejak awal, film ini diniatkan untuk menyodorkan isu sosial masyarakat Muslim yang jarang bahkan belum pernah diangkat, terlebih dalam genre horor.
"Kita ingin menawarkan cerita yang tidak sekadar menghibur, namun juga memotret fenomena sosial masyarakat Muslim yang konkret. Ini terjadi di kehidupan nyata. Ada persoalan sosial masyarakat Muslim yang perlu dibangkitkan awareness bagi masyarakat dengan cara yang entertain," ungkap Adi Garin dari siaran media yang diterima VOI, Rabu, 25 Oktober.
Film Wakaf berkisah mengenai Delia (Putri Delina) dan Farhan (M. Yusuf Al-Lampungi) yang menjadi saksi dari timbulnya ambisi keji di antara orang tua mereka yang berseteru memperebutkan tanah wakaf milik Amrullah (Yan Widjaya) yang di atasnya berdiri sebuah musala yang telah diniatkan untuk kemaslahatan warga kampung.
Kekuatan kelam dari bangsa jin akhirnya turut campur di bawah perantaraan Ki Japa (Egi Fedly) dan di situlah pertumpahan darah tidak terelakkan. Teror demi teror merebak akibat satu dosa besar.
Upaya mengusut siapa dalang sesungguhnya di balik kekacauan dan tercemarnya kemuliaan amanah wakaf akan membawa Delia dalam ujian, hingga ia dirasuki Jin Anzar.
Baca juga:
Tayang mulai 26 Oktober 2023 di seluruh bioskop Indonesia. Film Wakaf dibintangi selebritas muda Putri Delina, M. Yusuf Al-Lampungi, Kiki Amalia, Yan Widjaya, Julian Kunto, Arswendy Beningswara, Egi Fedly, dan Oce Permatasari.