Menteri ESDM Pastikan Revisi POD Blok Masela Rampung Bulan Ini
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan revisi rencana pengembangan atau Plan of Development (POD) proyek LNG Abadi Blok Masela bakal rampung Oktober ini.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, jika revisi saat ini tengah berjalan, dan dirinya mendorong pihak yang terlibat untuk segera merampungkan POD.
"Insyaallah (bulan Oktober). Sekarang tim kita kerja keras untuk menyelesaikan apa saja yang bisa diselesaikan," ujar Arifin kepada media di Gedung Kementerian ESDM, Jumat 20 Oktober.
POD ini dilakukan agar saat proses pengerjaan proyek ini tidak melanggar aturan.
Ia juga meminta pihak yang terkait agar segera menyelesaikan POD dan proyek pembangunan ini dapat segera berjalan.
"Jangan ditahan-tahan," ujar Arifin.
Arifin memastikan, usai merampungkan POD Masela, Lapangan Migas yang terletak di Laut Arafura ini telah memiliki calon pembeli gas termasuk konsumen domestik yang siap menyerap gas dari Masela.
"Ada, nanti kan domestik juga banyak. Kita kan alokasi domestik banyak. Supaya ketahanan energi dalam negeri tercapai," kata dia.
Lapangan Abadi di Blok Masela adalah lapangan gas laut dalam dengan cadangan gas terbesar di Indonesia yang terletak sekitar 160 kilometer lepas pantai Pulau Yamdena di Laut Arafura dengan kedalaman laut 400-800 meter.
Kontrak PSC Masela yang berlaku hingga 2055 berpotensi menghasilkan 9.5 MMTPA (juta metrik ton per tahun) LNG dan 150 MMSCFD (juta kaki kubik standar per hari) gas pipa.
Selain itu, Lapangan Abadi diperkirakan dapat menghasilkan produksi kondensat sebesar 35,000 barel per hari.
Baca juga:
- Revisi POD Selesai Bulan Ini, Menteri ESDM Pede Masela Mulai Operasi Akhir Tahun 2029
- Soal Partner Tambahan Pertamina dan Petronas di Masela, Dirjen Migas Beri Bocoran Kriteria
- Punya Potensi Lebih Besar dari Masela, Blok Warim di Papua Segera Dilelang
- Bakal Dibubarkan, Raksasa Migas Inggris BP Puji Kinerja SKK Migas
Konsep pengembangan lapangan green field (lapangan migas baru) yang memiliki kompleksitas tinggi dan risiko besar mencakup pengeboran deepwater, fasilitas subsea, FPSO (Floating Production Storage and Offloading), dan onshore LNG plant akan menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi PHE serta mitra-mitranya untuk merealisasikannya.
Selain itu, pengembangan lapangan ini juga berpotensi menyerap hingga 10.000 tenaga kerja.
Blok Masela juga direncanakan akan menghasilkan clean LNG melalui penerapan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) untuk mendukung program pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung sustainability pada era transisi energi.