7 Pendulang Emas di Yahukimo Dibantai KKB, TNI Pastikan Korbannya Bukan Intelijen
JAKARTA - TNI membantah para pendulang emas korban penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, bukan anggota TNI.
Kaskogabwilhan III Marsma TNI Deni Hasoloan Simanjuntak menegaskan korban pembantaian masyarakat sipil yang setiap hari hidupnya tergantung dari hasil mendulang emas, bukan prajurit intelijen TNI yang menyamar jadi pendulang.
“Para korban murni masyarakat sipil, tidak ada dari TNI maupun Polri, seperti yang diungkap Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), karena itu lagu lama yang selalu menyatakan bila yang menjadi korban adalah mata-mata atau intelijen TNI maupun Polri,” kata Deni dalam siaran persnya, Jumat 2o Oktober, disitat Antara.
Baca juga:
- Ganjar Masih Cari Singkatan Nama yang Cocok untuk Ganjar-Mahfud MD, Mau Kasih Masukan Guys?
- Polda Metro Jaya Diminta Segera Umumkan Tersangka di Kasus Pemerasan Eks Mentan SYL
- Minta Simpatisannya Pulang KPU Tertib, Anies: Bila Bertemu Pendukung Pasangan Lain Sapa dengan Senyum
- Ganjar: Negara Ini Harus Berjalan Baik, Bersih dan Antikorupsi
Dia mengatakan aksi yang dilakukan KKB terhadap pendulang emas di Kali I, Kampung Mosom Duba, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan itu, sangat brutal.
Deni mengecam tindakan kebrutalan yang dilakukan KKB pada Senin 16 Oktober tersebut, karena telah membuat rasa takut di masyarakat.
“Tindakan kelompok separatis tidak ubahnya seperti teroris yang membuat keamanan dan stabilitas wilayah terganggu,"katanya.
Dalam kejadian itu, sebanyak 52 orang dievakuasi termasuk tujuh orang pendulang yang tewas akibat ditembak KKB.