Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Peringatkan Potensi Penyebaran Konflik di Jalur Gaza
JAKARTA - Diplomat utama Uni Eropa Josep Borrell memperingatkan, meningkatnya emosi akibat perang antara Israel dan Hamas dapat memicu kekerasan di luar kawasan Timur Tengah.
Borrell mengatakan, konflik yang terjadi antara Hamas dengan Israel di jalur Gaza bisa menimbulkan bahaya bagi Eropa.
"Kita tidak bisa membiarkan hal itu terjadi, karena keamanan di jalan-jalan kita bergantung pada kita untuk mencegahnya," ujar Borrell Hari Rabu, dilansir dari The National News 19 Oktober.
"Geopolitik bergantung pada kita untuk mencegah konflik itu," tandas Borrell.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Hari Selasa oleh Al Azhar yang mengkritik Barat dan mendesak warga Palestina untuk tetap teguh dan melawan Israel menimbulkan "kekhawatiran yang besar," kata Borrell.
Berkantor pusat di Kairo, Al Azhar adalah pusat pembelajaran Islam Sunni terkemuka di dunia. Pernyataannya muncul setelah lebih dari 500 warga Palestina tewas dalam serangan terhadap rumah sakit di kota Gaza.
"Umat (Muslim dunia) harus secara drastis mempertimbangkan kembali ketergantungannya pada Barat yang arogan. Barat, terlepas dari segala sumber daya dan alat penghancurnya, lemah ketika berhadapan dengan pemilik tanah di Palestina," bunyi pernyataan dari Al Azhar, yang mengacu pada konfrontasi dengan Eropa-Amerika Barat.
Kendati demikian, Borrell juga mengatakan hak Israel untuk membela diri harus dibatasi.
"Saya pikir kita semua sepakat dalam mengatakan bahwa hak atas pertahanan, seperti hak lainnya, mempunyai batas," ujarnya.
"Dan, dalam hal ini, batasan-batasan tersebut adalah batas-batas yang ditetapkan oleh hukum internasional dan, khususnya, hukum humaniter internasional. Semua ini sudah jelas, dan kita dapat mengulanginya, namun mengulanginya tidak akan membuat kita maju dalam refleksi yang diperlukan yang memandu tindakan," papar Borrell.
UE mendapat kecaman atas tanggapannya terhadap perang antara Israel dan Hamas. Komisi Eropa, badan eksekutif blok tersebut, harus menarik kembali pengumuman tentang penangguhan semua bantuan kepada Palestina, setelah serangan Hamas yang menewaskan 1.400 warga Israel pada 7 Oktober.
Diketahui, Israel memberi isyarat awal tahun ini, Borrell tidak diperbolehkan mengunjungi negara itu, menyusul komentar kritisnya mengenai kebijakan Israel di Tepi Barat yang diduduki.
Baca juga:
- Kutuk Serangan Terhadap RS di Gaza, Indonesia Desak DK PBB Mengambil Langkah Nyata
- Rumah Sakit Gaza Sebelumnya Diperintahkan Lakukan Evakuasi, WHO Kutuk Serangan Mematikan: Tidak Mungkin Dilakukan
- Pertemuan dengan Pemimpin Arab di Yordania Batal Setelah Serangan Terhadap RS Gaza, Bagaimana Kunjungan Presiden Biden?
- Ratusan Orang Tewas saat Rumah Sakit di Gaza Dihantam Ledakan: Palestina Salahkan Serangan Udara Israel, IDF Tuding Kelompok Militan
Borrell sendiri mengatakan, UE harus menanggapi konflik Timur Tengah dengan "ketegasan, kemanusiaan, konsistensi, dan sikap politik proaktif terhadap konflik tersebut."
Ia menyerukan masyarakat internasional untuk menyadari, mereka belum melakukan upaya yang cukup dalam 30 tahun terakhir untuk mendorong perdamaian.
"Setiap hari kami menyerukan solusi dua negara, namun seperti yang dinyatakan PBB: apa yang Anda lakukan untuk mencapai hal tersebut, selain menyerukannya?" tandas Borrell.