BMA Targetkan Penjualan hingga Rp10 Miliar dari Alat Kesehatan

JAKARTA - PT Bina Makmur Abadi dan PT ITS Tekno Sains Medika menargetkan penjualan hingga akhir tahun sebesar Rp5 miliar hingga Rp10 miliar, menyusul peluncuran produk alat kesehatan baru.

Direktur Utama PT Bina Makmur Abadi, Brigitte Francesca menyampaikan, dengan launching produk baru buatan anak bangsa ini diharapkan dapat meningkatkan penjualan.

Di sisi lain, Brigitte mengatakan, peluncuruan alat kesehatan baru ini diharapkan dapat terjual dan digunakan di seluruh dinas kesehatan serta rumah sakit di seluruh Indonesia.

Selain itu, Ia tidak menutup kemungkinan untuk menjual produk-produk tersebut ke luar negeri, dan pihaknya harus mempersiapkan segala persyaratan verifikasi yang dibutuhkan terlebih dahulu.

"Kita harapkan target penjualan naik, karena ini produk baru launching dan belum terlalu banyak di kenal di pasar, sehingga semoga pada tahun depan seluruh rumah sakit dan universitas di Indonesia sudah mengenal produk kita," jelasnya

Brigitte menyampaikan pihaknya mengeluarkan 7 produk baru alat kesehatan yang telah terverifikasi di kementrian kesehatan dan telah memiliki surat izin edar.

Adapun, Brigitte berharap produk yang dimiliki dapat terjual banyak dan mentargetkan penjualan sebesar Rp5 miliar hingga Rp10 miliar untuk surgical instrument. Sementara untuk produk lainnya yang berbasis spesialis belum dapat di prediksi lantaran harus berdasarkan kebutuhan dokter spesialis.

Kata dia, ke depannya akan ada beberapa produk baru dan saat ini masih dalam proses pengembangan oleh para penelitis ITS dan masih membutuhkan pengujian lebih mendalam.

"Diharapkan dengan adanya peralatan kesehatan yang dibuat oleh anak bangsa akan membuat TKDN naik," jelasnya.

Rektor ITS Prof. Dr. Ir Mochamad Ashari berharap, dengan adanya peluncuran produk lokal ini dapat menurunkan beberapa kebutuhan barang alat kesehatan yang diimpor dari luar negeri.

"Kami melakukan penelitian dari hilir dan berkolaborasi dengan BMA untuk perizinan dan lainnya. Produk yang dilaunching yang sudah mendapatkan surat edaran, semoga dengan lounching ini TKDN dapat kita tingkatkan," tuturnya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi meminta ITS Tekno Sains Medika dan Bina Makmur Abadi tidak berhenti dalam upaya menyediakan beragam alat kesehatan untuk publik luas untuk meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Budi menyampaikan harus mulai membangun kekuatan pada teknologi kesehatan agar dapat melakukan penyediaan berbagai alat kesehatan kepada publik.

"Mulailah bangun kekuatan kompetensi di ITS lantaran ITS begerak di teknologi kesehatan, sehingga perkuatlah teknologi kesehatan, seperti dari teknik, mesin, biologi dan kimia," jelasnya, Rabu, 18 Oktober.

Menurut Budi hal tersebut belum terlihat di beberapa universitas dan perguruan tinggi di Indonesia sehingga ITS diharapkan dapat membuat jalur tersebut tersedia di Indonesia.

Selain itu, menurut Budi hal penting lainnya yaitu adanya riset dan jurnal yang mendalam terkait pemanfaatan produk, kondisi pasar dan permasalah produk sebelumnya yang aa di pasar.

Budi mengatakan pemerintah terus mendorong adanya alat-alat kesehatan yang berasal dari anak bangsa dengan membuat teknikal trial di beberapa rumah sakit dan perusahan untuk mempermudah para peneliti melakukan ujicoba alat kesehatan tersebut.

"Pemerintah sudah membentuk teknikal trial, sehingga dapat mempermudah peneliti Perguruan Tinggi untuk mencoba penelitian tersebut, selain itu jangan pernah menerobos aturan yang ada dan lakukan tes yang benar," tuturnya.