JAKARTA - Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengungkapkan, Indonesia berhasil mengantongi kerja sama bisnis dengan pihak China mencapai 13,7 miliar dolar AS atau setara dengan Rp214 triliun.
Adapun kerja sama ini diteken sejalan dengan kunjungan kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama dengan Menteri BUMN Erick ke Negeri Tirai Bambu sejak Senin, 16 Oktober lalu.
“Untuk update realisasi potensi kerja sama BUMN di China itu, kemarin total kerjasamanya 31 perusahaan dengan China totalnya 13,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp214 triliun,” katanya di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu, 18 Oktober.
Tak hanya itu, Arya juga mengatakan, ada potensi kerja sama lainnya juga sedang dijajaki di bisang energi hijau. Adapun nilai kerja sama yang dijajaki sebesar Rp450 triliun.
“Kemudian potensi kerja sama yang lainnya lagi di-planning, lagi penjajakan Rp450 triliun, ini pengembangan energi hijau dan lainnya,” ujarnya.
Menurut Arya, penjajakan kerja sama dengan China ini didasari karena pengalaman negara tersebut dalam pengembangan energi hijau.
“China kan untuk energi hijau cukup bagus juga. Temen-temen harus tahu di China itu nggak ada lagi motor BBM semuanya motor listrik, sebagian mobil listrik mereka, dan pengembangan-pengembangan energi hijau cukup besar, bagus,” katanya.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Menko Marves Ad Interim Erick Thohir mengatakan dirinya menemani Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke China pada 16 hingga 18 Oktober.
Kata dia, Forum Indonesia-China Business Forum menghasilkan kesepakatan kerja sama hingga 13,7 miliar dolar AS.
“Kalau saya lihat tadi kerja samanya ini luar biasa. Tadi disebutkan angkanya 13,7 miliar dolar AS yang di mana itu yang sudah agreement, tapi potensinya itu masih ada lagi 29 miliar dolar AS. Artinya hubungan swasta-swasta, BUMN swasta dan BUMN-BUMN ini juga ini bisa terus ditingkatkan,” kata Erick.