5 Langkah Menghentikan Kebiasaan Anak Berbohong
JAKARTA - Umum jika kadang anak-anak (bahkan orang dewasa) tidak berkata jujur. Dan tak perlu khawatir jika itu terjadi sesekali. Namun, jika berbohong merupakan suatu kebiasaan, hal ini bisa jadi masalah serius.
Salah satu masalah besarnya adalah jika anak ketahuan berbohong, Anda mungkin tidak akan mempercayainya ketika dia mengatakan hal sebenarnya. Mengajari anak pentingnya mengatakan kebenaran akan membangun tanggung jawab pribadi, kepercayaan, dan kepedulian.
Berikut lima strategi menghentikan anak dari kebiasaan berbohong disadur dari laman Very Well Family, Rabu, 18 Oktober.
Jadikan perkataan jujur sebagai aturan di rumah
Sebagai bagian dari aturan dan nilai keluarga, buatlah aturan di rumah yang jelas menekankan pentingnya kejujuran dan komunikasi yang jujur. Ini akan memastikan anak-anak memahami bahwa Anda menghargai kebenaran, meskipun itu sulit diungkapkan.
Jelaskan tentang berbagai jenis kebohongan dan dampak buruk yang ditimbulkan karena berbohong. Sampaikan juga pada anak berbagai alasan orang berbohong dan mengapa Anda, sebagai orang tua mengharapkan kejujuran.
Jadi role model untuk berkata jujur
Jadilah teladan perilaku yang ingin Anda lihat dari anak. Jangan berbohong tentang usia anak untuk mendapatkan makanan yang lebih murah di restoran. Dan jangan mengatakan Anda merasa tidak enak badan supaya tidak menghadiri acara sosial. Anak akan meniru apa yang mereka lihat dari tindakan orang tuanya.
Beri peringatan
Beri anak satu peringatan ketika Anda cukup yakin telah memergoki mereka berbohong. Misal, dengan tenang katakan, “Ayah/Ibu akan memberi Kamu satu kesempatan untuk jujur. Jika Ayah/Ibu tahu Kamu berbohong, Kamu akan menerima konsekuensi tambahan.”
Penting juga menegaskan kembali apa konsekuensi ketidakjujuran. Namun fokuslah mengajarkan tanggung jawab dan kejujuran, daripada menyalahkan atau mempermalukan anak. Menjaga nada bicara tetap tenang dan penuh kasih sayang juga membantu. Jika Anda marah, membentak, atau mengancam, anak akan merasa kurang nyaman berterus terang.
Baca juga:
- 5 Kalimat untuk Parents yang Menenangkan ketika Melewati Masa Sulit
- 5 Tanda Anak Kurang Perhatian Orang Tua, Tantrum Salah Satunya
- Mengenal Risiko Parentifikasi yang Menuntut Anak-Anak Bertanggung Jawab Seperti Orang Dewasa
- Hadapi Masalah Keluarga? 4 Ini Tips yang Bisa Anda Lakukan Agar Tak Larut dalam Situasi Tak Nyaman
Diskusikan konsekuensi berkata bohong
Bicaralah dengan anak tentang konsekuensi yang didapat jika berbohong. Jelaskan bahwa ketidakjujuran akan membuat Anda sebagai orang tua sulit mempercayai perkataan anak di kemudian hari meskipun mereka sudah berterus terang. Dan orang lain cenderung tidak menyukai atau mempercayai orang yang ketahuan berbohong.
Bantu anak membangun kembali kejujuran
Jika anak mempunyai kebiasaan buruk berbohong, kembangkan rencana membantu mereka membangun kembali sikap jujur. Misal, buat kontrak perilaku yang menghubungkan lebih banyak hak istimewa jika anak bersikap jujur. Jika mereka mengatakan yang sebenarnya, mereka akan selangkah lebih dekat mendapatkan lebih banyak hak istimewa.
Semua anak sesekali akan berbohong. Tapi sangat penting menghentikan perilaku tersebut sejak awal agar hal ini tidak menjadi kebiasaan. Anak-anak mempunyai beragam alasan untuk berbohong, namun alasan yang paling umum anak berbohong karena takut dimarahi.
Semakin sering Anda mengharapkan anak berkata jujur dan mengingatkan konsekuensi berbohong pada mereka, maka kemungkinan besar Anda akan lebih sering mendapati anak berkata terus terang pada Anda.