Eksklusif, Ketua TPN GP Arsjad Rasjid: Apa Pun Hasil Pilpres yang Jadi Pemenang adalah Rakyat Indonesia                                                               

Dalam setiap pilpres dan pileg tentu akan ada kubu yang menang dan yang kalah. Bagi Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar Presiden (TPN GP) Arsjad Rasjid kalah atau menang semua harus dihadapi. Muara dari pertaruhan politik itu untuk kepentingan rakyat.  Karena itu politik tak harus dijalani dengan tegang, apalagi perang, namun sebaliknya dibawa dengan santai dan asyik. Setelah berkompetisi, bisa dilanjutkan dengan kolaborasi. Apa pun hasil akhir dari pilpres dan pemilu, pemenang sesungguhnya adalah rakyat dan bangsa Indonesia.

***                                

Tak lama lagi pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg) akan digelar  serentak oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).  Untuk menyongsong hari pencoblosan pada 14 Februari 2024, TPN GP akan mengenalkan dan menyebarkan program yang akan direalisasikan Ganjar Pranowo dan pasangannya. “Berkompetisilah saat pemilu itu, setelah itu berkolaborasi, compete to callaborate. Kritik boleh saja namun yang membangun, jangan kritik tanpa dasar,” katanya.

Sampai saat ini partai politik pendukung Ganjar Pranowo adalah PDIP, PPP, Perindo, dan Hanura. Sebagai ketua, Arsjad Rasjid didampingi oleh Andika Perkasa, Gatot Eddy Pramono, TGB M. Zainul Majdi. Sedangkan duduk sebagai Wakil Ketua adalah Ahmad Basarah, Usman M. Tokan, Benny Rhamdani, Angela HM Tanoesoedibjo, Ammarsjah, Andi Gani Nena Wea. Dan sebagai Sekretaris Hasto Kristiyanto. Sedangkan Megawati Soekarnoputri (Ketum PDIP), Hary Tanoesoedibjo (Ketum Perindo), Muhammad Mardiono (Ketum PPP), dan Oesman Sapta Odang (Ketum Hanura) sebagai Dewan Pengarah. “Kami masih menunggu partai lain kalau ada yang akan bergabung,” katanya.

Era politik keras dan bermusuhan kata dia sudah harus ditinggalkan. “Politik itu dibikin asyik saja, jangan terlalu serem dan tegang. Akhirnya yang harus jadi pemenang dari kompetisi ini (pilpres dan pileg) adalah rakyat Indonesia,” tegas Arsjad Rasjid.

Apa yang terjadi pada pemilu sebelumnya saat Jokowi yang berpasangan dengan Ma’ruf Amin memenangkan pilpres lima tahun silam harus menjadi contoh.  “Siapa pun nanti yang terpilih sebagai presiden, gotong royonglah membangun negeri ini. Negara ini terlalu besar untuk diurus sendiri oleh kelompok kita. Tidak ada waktu untuk tidak bersatu, persatuan itu penting sekali. Kita tidak bisa zero sum game, winner take all. Kita harus bersatu meski berbeda-benda, dan perbedaan itu adalah kekuatan,” katanya kepada Edy Suherli, Savic Rabos dan Irfan Medianto dari  VOI yang menemuinya di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan belum lama berselang. Inilah petikan selengkapnya.

Agar independen, dan fokus sebagai Ketua TPN Ganjar Presiden, Arsjad Rasjid mengambil cuti dari kantornya dan Kadin. (Foto : Savic Rabos, DI: Raga Granada VOI)

Nama Anda diumumkan sebagai Ketua TPN GP, apa yang melandasi penunjukan ini?

Terus terang, saya tidak tahu mengapa saya dipilih. Saya hanya memandang ini sebagai suatu proses. Saat diumumkan, saya kaget juga dipilih dan diumumkan sebagai Ketua TPN Ganjar Presiden. Penunjukan ini adalah suatu kehormatan. Sebelum diumumkan itu, ada rapat tertutup antara semua ketua umum parpol yang tergabung dalam koalisi.

Ada pemberitahuan awal sebelum akhirnya diumumkan?

Ada seseorang yang memberitahukan kepada saya soal ini. Itu semua ketika dalam proses, tapi masih belum bisa dipegang. Ada yang lucu saat semua bersemangat ingin mengumumkan, eh lupa saya belum dipanggil, hehehe. Sebelum keputusan itu saya kemukakan, saya bicarakan konsekwensi tugas ini kepada keluarga, partner, dan prinsipal di perusahaan serta di organisasi yang saya pimpin seperti Kadin. Setelah semua saya temui dan jelaskan, baru saya katakan siap menerima tugas ini.

Berapa lama Anda mempertimbangkan tantangan ini, dan mengatakan ya, menerima?

Ini adalah keputusan yang tidak kecil buat saya pribadi. Karena itu, saya butuh waktu untuk memikirkan dan mempertimbangkan soal ini. Ya, sekitar satu bulan akhirnya saya mengatakan setuju. Pilihan yang saya ambil ini tentu ada efek untuk pribadi, korporasi tempat saya berkarya, dan organisasi tempat saya berkecimpung selama ini. Agar tidak ada benturan kepentingan, setelah menerima tugas ini, saya ambil cuti dari perusahaan. Di Kadin saya non-aktif dulu, dan secara organisasi ditunjuk pelaksana tugas harian untuk Ketua Kadin selama saya bertugas di TPN GP. Jadi jelas saya bertugas tidak merangkap jabatan sebagai profesional di perusahaan di mana selama ini saya berada atau pejabat di organisasi yang saya bernaung. Jadi semuanya jelas perusahaan dan organisasi di mana saya bernaung tidak ada yang ikut politik praktis.

Anda optimis Ganjar akan memenangkan kontestasi pilpres 2024?

Optimis dong, kalau tidak, saya tidak mau ambil tantangan ini, Ketua TPN Ganjar Presiden. Saya banyak berdiskusi dengan Mas Ganjar Pranowo. Mendengarkan gagasan beliau. Dan dia orangnya asyik saat ngobrol dan bertukar pikiran itu. Orangnya punya pemikiran yang dalam dan gagasan cemerlang. Orangnya easy going, humoris, dan pendengar yang baik. Dari pertemuan dan diskusi itu, saya semakin yakin kalau dia adalah pilihan yang tepat. Saya lihat dia adalah figur yang bisa mendengar dan menyerap suara rakyat. Dia juga bisa merasakan apa yang terjadi pada rakyat. Dan ini penting sekali. Bicara energi, dia itu luar biasa energinya, keliling ke sana ke mari. Kalau ada apa-apa yang berhubungan dengan rakyat, dia mau melihat secara langsung.

Apa lagi yang membuat anda yakin dengan sosok Ganjar Pranowo?

Mas Ganjar itu anak seorang polisi yang tinggal di daerah Gunung Lawu Karang Anyar, Jawa Tengah. Dari situ dia sekolah, lalu kuliah di UGM, kerja lalu masuk ke partai politik (PDIP) dan akhirnya lolos sebagai anggota DPR RI. Setelah sepuluh tahun jadi anggota dewan, dia melanjutkan pengabdian sebagai Gubernur di Jawa Tengah juga selama sepuluh tahun. Sebagai gubernur, dia terbiasa dengan birokrasi dan paham benar dengan wilayahnya. Track record-nya selama dua periode itu terlihat jelas untuk rakyat Jawa Tengah. Berdasarkan semua itu, saya percaya dia tepat untuk menjadi sosok Presiden Indonesia ke depan.

Saya membayangkan memilih CEO untuk sebuah perusahaan, sekarang kita memilih CEO untuk Indonesia. Dengan situasi Indonesia yang kompleks, membutuhkan sosok yang tepat. Sekarang momentumnya baik, Indonesia ada trust dari dunia. Kalau tidak ada trust, susah, karena itu harus dimanfaatkan dengan baik. Kita punya bonus demografi, punya potensi untuk menjadi negara maju. Waktu 10 tahun ini kritikal sekali, to be or not to be. Kita harus gerak cepat, penuh energi, dan memastikan akselerasi ekonomi terjadi. Dan Mas Ganjar punya itu semua, energinya tinggi, menjadi “pendengar” yang baik, bisa merasakan, dan easy going. Jadi dia itu sudah tepat.

Di posisi sekarang ini, seperti apa Anda melihat sosok kandidat yang akan menjadi kompetitor Ganjar Pranowo?

Seseorang bisa muncul sebagai kandidat presiden itu tidak gampang, sudah melalui filtering. Ketiga nama yang sudah muncul saat ini, menurut saya, adalah insan terbaik bangsa ini. Tapi setiap orang harus memilih, karena kita menghadapi pemilihan umum dan pemilihan presiden untuk masa berikutnya. Setiap orang tentu punya preferensi untuk memilih CEO terbaik yang akan memimpin Indonesia ke depan. Harapan kita pemimpin terpilih ke depan bisa membawa Indonesia ke depan yang lebih baik, bisa menjaga pasar domestik, memastikan UMKM bisa berjalan, untuk menopang perekonomian.

Bagi Ketua TPN GP Arsjad Rasjid, Ganjar Pranowo seperti sebuah produk, dia akan kenalkan dan paparkan programnya kepada publik.  (Foto : Savic Rabos, DI: Raga Granada VOI)

Situasi jelang dan selama pemilu itu biasanya panas, bagaimana Anda melihatnya?

Politik itu dibikin asyik saja, jangan terlalu seram dan tegang. Akhirnya yang harus jadi pemenang dari kompetisi ini (pemilu dan pilpres) adalah rakyat Indonesia. Siapa pun nanti yang terpilih sebagai presiden, gotong royonglah membangun negeri ini. Negara ini terlalu besar untuk diurus sendiri oleh kelompok kita. Tidak ada waktu untuk tidak bersatu, persatuan itu penting sekali. Kita tidak bisa zero sum games, winner take all. Kita harus bersatu meski berbeda-benda, dan perbedaan itu adalah kekuatan.

Untuk mewujudkan persatuan itu apa yang harus dipelihara?

Resepnya komunikasi yang baik. Makanya voting itu sebenarnya bukan nilai kita, yang sudah menjadi nilai kita itu adalah musyawarah dan mufakat. Untuk mencapai itu harus ada komunikasi. Perbedaan sudah pasti ada, namun hal itu harus dijembatani. Dengan saling mengetahui, diskusi, dan akhirnya memilih yang terbaik. Itu adalah nilai-nilai yang luar biasa.

Di UUD kita tidak ada istilah oposisi, check and balances dilakukan DPR, civil society, dan juga social media, ini menjadi kunci. Kita ini adalah negara demokrasi dan harus dipertahankan, karena itu ada pemilu. Berkompetisilah saat pemilu itu, setelah itu berkolaborasi, compete to collaborate. Kritik boleh saja, namun yang membangun, jangan kritik tanpa dasar.

Kita akan menuju Indonesia emas dan menjadi negara maju, harus fokus dan pastikan untuk bersama-sama mewujudkannya. Dengan local wisdom yang kita miliki; budi pekerti, kesantunan. Dalam Bhinneka Tunggal Ika itu ada muatan menghargai dan menghormati perbedaan. Itu yang harus kita lakukan.

Bagaimana Anda menggambarkan TPN GP ini dan apa langkah yang akan dilakukan dalam waktu dekat?

Saya menganggap TPN GP ini seperti sebuah startup, dalam seketika terbentuk. Kita harus membangun organisasi ini, merekrut orang yang akan terlibat untuk mengumpulkan data dan membuat perencanaan. Menyiapkan logistik dan melakukan penggalangan dana.

Saya menganggap Mas Ganjar itu sebuah produk. Langkah yang akan kami lakukan adalah mengenalkan dia kepada seluruh masyarakat Indonesia. Setelah menjelaskan gagasan dia kepada masyarakat. Dan akhirnya memilih Mas Ganjar. Kita punya waktu sempit untuk melaksanakan tujuan itu.

Sampai saat ini Ganjar Pranowo belum ada calon wakil presidennya, apakah ini menjadi kendala bagi TPN GP?

Buat saya engga. Soalnya yang penting sudah ada capresnya dulu, Mas Ganjar Pranowo. Ini sebagai produk utamanya, wakil itu berikutnya. Jadi semua akan diwarnai oleh Mas Ganjar; isi hatinya, pemikirannya, dan apa yang akan dia lakukan nanti. Cawapres itu memperkuat posisi Capres. Kami TPN GP fokus pada pemenangan. Jadi kerja, kerja, dan kerja. Kami yakin karena Mas Ganjar itu otentik, jadi produknya sendiri sudah bagus. Insya Allah jadi.

Dari sekian nama yang disebut-sebut akan menjadi Cawapres Ganjar, mana yang paling potensial?

Semua nama yang muncul, saya potret. Ada Sandiaga Uno, Mahfud MD, Khofifah Indar Parawansa, Erick Thohir, Ridwan Kamil, dll. Semua kita inventarisir, semua kami siapkan datanya, saat salah satu diumumkan sudah siap. Inklusivitas menjadi kunci karena ini untuk bangsa dan negara kita. Cawapres itu harus sehati dan sepemikiran dengan Capres. Seperti orang mencari calon istri, tidak boleh gegabah, hehehe.

Peran Megawati dalam TPN GP amat dominan, bagaimana menghadapi kondisi ini?

Bu Mega itu orangnya demokratis dan terbuka, dia juga sudah pernah menjadi Presiden dan Wakil Presiden, anggota DPR, dan berjuang sejak zaman Orba. Dia tidak pernah dendam. Tapi beliau adalah orang yang punya prinsip. Kadang-kadang prinsip itu disalahartikan orang dia tidak fleksibel. Saya lihat dia tidak mendominasi, dia menyerahkan kepada TPN GP untuk berbuat. Memberi masukan iya, tapi tidak mengontrol atau memerintahkan. Wajar dia melakukan itu karena dia sebagai mentor kami semua. Dia sangat mengapresiasi Pak Jokowi atas apa yang sudah dilakukan selama ini.

Meski awalnya sebagai seorang profesional kini Anda sebagai tim sukses, apakah ada rencana untuk terjun total ke politik praktis?

Saya ingin fokus dengan tugas di TPN GP dulu. Untuk yang berikutnya biar kita lihat saja nanti perkembangan selanjutnya. Kita boleh berencana tapi Allah juga yang akan menentukan nanti.

Bagaimana Anda mengoptimalkan media sosial?

Di era sekarang, sosmed itu penting sekali, apalagi bagi generasi muda, milenial, dan Gen Z, dan juga masyarakat pada umumnya. TPN GP akan mengoptimalkan sosmed sebagai sarana untuk mensosialisasikan Capres dan Cawapres kami. Apalagi Mas Ganjar itu akrab dengan medsos. Ada tim yang akan menagani hal itu.

Ada buzzer yang selama ini mendukung dan ada juga haters yang bersikap sebaliknya, apakah akan ada arahan untuk buzzer dalam menyuarakan dukungan untuk Ganjar Pranowo?

Saat ini kami sedang konsolidasi, buzzer itu ada yang berkoordinasi dengan kami ada yang tidak. Saya minta yang belum berkoordinasi merapat, satu komando supaya pesannya benar. Kami akan memonitor mereka dengan piranti teknologi yang ada sekarang, termasuk AI. Sebagai Ketua TPN GP saya menyerukan kepada semua yang mendukung kami untuk tidak melakukan kampanye hitam, hindari hoaks. Seruan sama juga saya sampaikan kepada kompetitor kami di pilres nanti. Yuk kita mengembangkan politik positif, yang asyik-asyik saja. Yuk bertarung ide dan gagasan. Kita bangun dan dewasakan demokrasi kita hari ini dan nanti. Ingat ini pesta demokrasi, bukan perang ya.

Kalau kita komparasi lima tahun sebelumnya, sekarang lebih menyejukkan?

Ya, itu faktanya, enak kan. Semoga kondisi ini terus terjaga sampai hari H pemilu dan pilpres. Kita tumbuhkan cantiknya demokrasi di negeri ini. Orang luar dan investor juga akan melihat bagaimana kedewasaan kita berdemokrasi. Pak Jokowi sudah mencontohkan bagaimana dia merangkul Pak Prabowo setelah dinyatakan menang pilpres.

Bagaimana strategi merangkut milenial, Gen Z, dan pemilih pemula?

Kalau melihat data, 30 persen pemilih kita adalah pemilih pemula. Lalu 30 persen lagi yang sudah dua kali ikut pemilu dan 40 persen yang sudah tiga kali atau lebih. Ada dua hal yang harus kita lakukan. Kami mengajak kaum muda untuk tidak apolitik. Kita harus melakukan edukasi agar mereka tidak malas menyalurkan aspirasi politiknya. Kita tidak harus menjadi politisi tapi harus concern pada keputusan politik. Karena politik itu bisa menyelamatkan negeri ini, kita harus tentukan siapa pemimpin, bagaimana kebijakan membangun negeri ini ke depan. TPN GP akan menambung ide dan gagasan untuk Indonesia ke depan yang lebih baik.

Untuk milenial, program apa yang akan ditawarkan?

Milenial dan rakyat secara keseluruhan membutuhkan lapangan pekerjaan, kami akan berjuang untuk hal ini. Lalu berikutnya soal harga-harga kebutuhan pokok harus terkendali. Setelah itu pendapatan harus naik secara berkala. Ini aspirasi yang ditangkap oleh Mas Ganjar belakangan ini. Pak Jokowi sudah menyiapkan infrastruktur dalam dua periode kepemimpinannya, ini luar biasa sekali. Bagaimana mengoptimalkan hal ini agar menjadi nilai tambah dan menciptakan lapangan pekerjaan, pendapatan naik dan menjamin kestabilan harga. Kalau itu terwujud barulah ada kebahagiaan. Dan pembangunan itu harus merata dan berlanjut, tidak Jawa Centris. Ini juga penting untuk para investor.

Namanya kompetisi ada menang dan ada yang kalah, Anda siap dengan dua kemungkinan itu?

Konsekwensi kompetisi itu ya kalau tidak menang ya kalah. Karena itu kita asyik-asyik saja menghadapi pilpres dan pemilu ini. Apa pun hasil pilpres nanti yang harus menjadi pemenang adalah bangsa dan rakyat Indonesia.

   

Ini Cara Arsjad Rasjid Menikmati Kuliner dalam Setiap Kesempatan

Arsjad Rasjid berharap situasi kondusif yang ada saat ini bertahan hingga tuntas pilpres. (Foto : Savic Rabos, DI: Raga Granada VOI)

Arsjad Rasjid termasuk sosok yang amat menikmati kuliner yang ia temui dalam berbagai aktivitas. Saat melakukan perjalanan dinas dari kantor dan organisasi, ia akan menyempatkan berburu kuliner di tempat tujuan. Pun saat pria yang kini dipercayai menjadi Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar Presiden (TPN GP) berlibur bersama keluarganya, sesi menikmati kuliner juga tak terlewatkan.

Di usianya sekarang ini, ia tak memiliki pantangan dalam urusan makanan. “Saya itu hobi banget makan. Yang penting makanannya enak, pasti saya coba. Saat ada perjalanan dinas, baik dari perusahaan atau organisasi, saya tidak akan melewatkan makanan lokal di tempat tujuan bertugas,” kata pria kelahiran Jakarta, 16 Maret 1970.

Apalagi tiap daerah punya kekayaan kuliner masing-masing, yang tak boleh dilewatkan. “Indonesia itu kaya dengan kuliner. Di Makassar ada coto, ada makanan Sunda yang kaya rasa. Lalu makanan Palembang ada tempoyak yang terbuat dari durian yang difermentasi; rasanya manis, asin, asem, dan pedas. Tempoyak biasanya dimasak dengan ikan, itu enak sekali. Cobain deh,” seru pria yang berdarah Palembang (ayah) Sunda-China (ibu).

Meski hobi berburu kuliner, namun ia bisa mempertahankan bobot tubuh dalam posisi wajar. Ternyata ada resepnya. “Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Dan harus seimbang, seperti yin dan yang. Meski hobi makan tidak boleh berlebihan,” ungkapnya.

Ada lagi pola makan yang dilakukannya, pagi sarapan jus sayur dan buah. Baru pada siang dan sore atau malam, dia akan makan berat. “Itu yang saya lakukan setiap hari. Dan saya orangnya amat suka dengan nasi, cuma untuk saat ini porsi nasi sedikit saya kurangi. Soalnya metabolisme kita makin menurun seiring bertambahnya usia. Itu yang harus dijaga. Dan saya tidak memiliki pantangan dalam makan,” kata pemilik nama lengkap Mohammad Arsjad Rasjid Prabu Mangkuningrat ini.

Dengan pola makan seperti itu, Arsjad mengaku tak memerlukan arahan dokter untuk berdiet. ”Saya itu sedapat mungkin tidak mengonsumsi obat, kalau vitamin saya minum. Kalau pilek saya jarang minum obat, banyak minum vitamin C dan dibawa tidur atau istirahat. Nanti juga sembuh dengan sendirinya,” paparnya.

Selain hobi kuliner, satu lagi hobi unik yang dia lakukan; memandang orang. “Saya suka sekali melihat orang lewat. Kalau orang hobi-nya bird watching, saya people watching. Saya suka duduk sambil ngopi, melihat orang lewat, saya suka mengagumi manusia ciptaan Allah SWT,” ujarnya Arsjad yang suka olah raga jalan kaki.

Suka Traveling

Sebagai Ketua TPN GP Arsjad Rasjid, ia berharap siapa pun pemenang pilpres bisa berkolaborasi. (Foto : Savic Rabos, DI: Raga Granada VOI)

Untuk urusan traveling Arsjad Rasjid suka sekali dengan perjalanan yang menyusuri tempat-tempat bersejarah. “Saya lebih suka melihat gedung-gedung lama yang menakjubkan. Saya kagum dengan kehebatan orang dulu membangun gedung yang bersejarah, budaya yang tinggi meski itu sudah terbentuk beratus tahun silam,” tukasnya.

Menjelajahi benua Eropa membuatnya amat senang. “Soalnya baru terbang sebentar sudah bertemu dengan negara yang berbeda, bahasa yang berbeda, budaya juga berbeda. Itu menarik sekali buat saya. Karena anak saya ada yang tinggal di Budapest (Hungaria), saya juga suka dengan kota itu, “ katanya.

Untuk wisata di dalam negeri, kata Arsjad juga banyak destinasi yang unik. “Kita punya Labuan Bajo, Raja Ampat, Manado, Bandung, Bogor, Surabaya, Malang, dan sebagainya,” urai Ketua ASEAN Business Advisory Council ini.

Di akhir pekan, ia akan menghabiskan waktu bersama keluarganya. “Hari Minggu itu pasti saya habiskan waktu dengan keluarga. Jadi mulai dari makan siang lalu kami ngobrol bersama. Pokoknya quality time deh,” tambahnya.

Setiap tahun sekali Arsjad akan mengambil cuti selama dua sampai tiga pekan untuk berlibur bersama anak dan istrinya. “Dalam setahun sekali saya akan berlibur bersama keluarga. Itu bagus untuk membangun bonding dengan keluarga. Kepada anak-anak saya saya bilang nanti kalau sudah berkeluarga, sama suami atau sama istri dan anak-anak juga begitu,” ujarnya.

 

Semua Orang Bisa Sukses

Ketua TPN GP Arsjad Rasjid menyerukan apa pun hasil pilres nanti yang menjadi pemenang adalah rakyat Indonesia.  (Foto : Savic Rabos, DI: Raga Granada VOI)

Bagi Arsjad Rasjid, setiap orang bisa sukses. Kuncinya, kata dia, jangan gampang menyerah. “Pertama yang saya tekankan adalah never give up. Jangan cepat-cepat menyerah sebelum kalian sudah berjuang dengan sekuat tenaga,” ungkap Ketua Umum Kadin yang kini cuti sementara menjadi Ketua TPN GP.

Yang kedua, tips untuk sukses ala Arsjad adalah kerja keras. “Kalau kita kerja keras dan fokus dengan apa yang kita kerjakan, hasilnya tidak akan mengecewakan. Ada saja jalan, ada saja solusi atas persoalan yang dihadapi jika kita kerja keras,” kata Direktur Utama PT Indika Energy Tbk dan komisaris di sejumlah Perusahaan teknologi dan media.

Dan tips ketiga dari dia adalah jangan malu bertanya. “Saya selalu bertanya, apa lagi kalau kita tidak mengerti pada satu hal. Tidak perlu malu untuk bertanya. Kita bertanya itu sama dengan continuous learning. Jangan pikir saya tidak belajar, saya masih terus belajar, termasuk menghadapi wawancara kali ini. Dari pertanyaan yang dilontarkan kepada saya, itu menjadi proses pembelajaran,” ujar alumnus Pepperdine University dan University of Southern California ini.

>

Dalam dunia kepemimpinan, Arsjad Rasjid menerapkan leadership of ASA (Authentic, Spiritualisme, and Agility). “Kita memberikan asa atau harapan kepada bawahan kita dan diri kita sendiri. Selain itu, juga harus resilience dan berpikir out of the box. Saya kira itu kunci jika kita ingin sukses. Masa depan bangsa ini ada di tangan generasi muda, kami hanya bisa menyiapkan. Anda yang muda yang akan menentukan masa depan bangsa ini. Kita harus mewujudkan Indonesia Emas 2045, insya Allah,” tandas peraih Young Global Leader 2011 dari World Economic Forum (WEF) dan Best Executive di Indonesia 2010 dari Asiamoney.

"Politik itu dibikin asyik saja, jangan terlalu serem dan tegang. Akhirnya yang harus jadi pemenang dari kompetisi ini (pemilu dan pilpres) adalah rakyat Indonesia,"

Arsjad Rasjid