JAKARTA - Organ pemenangan bacapres Ganjar Pranowo, Ganjar Center merilis hasil temuan analisis "big" data yang mengungkap bahwa Yenny Wahid adalah bakal calon wakil presiden ideal untuk Ganjar Pranowo.
Ini merupakan analisis dengan menggunakan "artificial intelligence" (AI) untuk mengetahui kecenderungan terhadap isu-isu tertentu dengan melakukan eksplorasi "big" data.
Dalam paparannya, Kornas Ganjar Center Poempida Hidayatulloh mengungkapkan bahwa menggunakan "big" data sebagai analisis dalam membaca peta politik merupakan hal menarik dan bagian dari jawaban terhadap tantangan digitalisasi saat ini.
"Kajian terhadap 'big' data 'analityc' yang dipaparkan, merupakan analisis atas beberapa sumber data yang sudah dihimpun sejak tahun 2014," kata Poempida saat menghadiri acara diskusi bertajuk "Big Data Analytic Cawapres Ideal Ganjar" di Gedung CM, Matraman I, Jakarta Timur, Sabtu (14/10) seperti dikutip Antara.
Data tersebut, lanjutnya, meliputi social media data source, online news data source, surveys data, latest election results, dan recent experts’ opinions.
"Dalam analisis 'big' data ini ada beberapa parameter yang diukur. Parameter ini diambil berdasarkan variabel-variabel yang dianggap bernilai politis dalam kaitannya dengan pencalonan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden 2024," katanya.
Parameter yang digunakan tersebut meliputi dukungan partai koalisi, dukungan Megawati, dukungan NU, dukungan gender perempuan, dukungan internasional, tidak ada beban politik, representasi sebaran kultural, representasi sebaran geolokasi, representasi sebaran profesi, dan representasi sebaran ideologi.
"Temuan dari 'analityc big' data yang dilakukan Ganjar Center menunjukkan bahwa nama Yenny Wahid memperoleh skor tertinggi, yaitu 8.9 sebagai sosok bacawapres ideal untuk Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024," ungkapnya.
BACA JUGA:
Poempida mengatakan keunggulan Yenny Wahid yang dibandingkan dengan nama-nama bacawapres lain yang juga muncul di banyak pemberitaan di media, setidaknya ditopang empat variabel penting.
"Empat variabel tersebut adalah dukungan berbasis gender/perempuan, kultural, dukungan Nahdliyin, kultural, dan internasional," kata Poempida.
Sementara, nama lain yang muncul adalah Mahfud MD dengan perolehan skor 8 dan Siandiaga Uno dengan skor sama 8.1. Mahfud MD berdasarkan "analityc big "data terlihat kuat pada variabel ideologi dan beban politik. Sementara, Sandiaga Uno terlihat kuat pada variabel internasional, profesi, dan ideologi.