Perilaku Agresif Anak Pejabat Bukan Melulu Lantaran Kedudukan Orang Tua, Psikologi Tiap Individu Perlu Diperiksa
JAKARTA - Kisah meninggalnya Dini Sera Afrianti menjadi sorotan masyarakat dalam sepekan terakhir. Ada dua alasan utama yang membuat kasus Dini menyita atensi publik Tanah Air.
Petama, Dini diketahui meninggal dunia setelah mengalami penganiayaan oleh pacaranya, Gregorius Ronald Tannur. Kedua, Gregorius, yang kini ditetapkan sebagai tersangka, merupakan anak Edward Tannur yang merupakan anggota DPR dari Fraksi PKB.
"Kami telah mengkonfirmasi kepada anggota Fraksi PKB DPR RI atas nama Edward Tannur, dan beliau membenarkan jika R adalah putranya," jelas Ketua Fraksi PKB DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal, pada Jumat, 6 Oktober 2023, dikutip dari Antara.
Beberapa Kasus Anak Pejabat
Gregorius Ronald Tannur bukan satu-satunya anak pejabat di Indonesia yang tersangkut masalah hukum, utamanya terkait kasus kekerasan. Dalam dua tahun ke belakang setidaknya ada enam anak pejabat yang tersandung kasusu hukum.
Belum lama ini, publik dihebohkan oleh kasus Mario Dandy yang melakukan penganiayaan terhadap David Ozora, yang merupakan mantan pacar kekasihnya.
Usut punya usut, Mario Dandy rupanya juga anak pejabat. Ayahnya, Rafael Alun Trisambodo merupakan pejabat Ditjen Pajak Kemenkeu sebelum ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena kasus gratifikasi.
Kasus lainnya ada Aditya Hasibuan, anak AKBP Achirudin Hasibuan, yang menganiaya seorang mahasiswa yang diketahui bernama Ken Admiral pada 21 dan 22 Desember 2022. Pada penganiayaan kedua aksi sadis Aditya Hasibuan bahkan disaksikan oleh ayahnya sendiri, AKBP Achirudin Hasibuan.
Selain itu, Amri Tanjung, anak dari anggota DPRD Kota Bekasi tersangkut masalah hukum karena melakukan pemerkosaan terhadap remaja 15 tahun. Tidak hanya itu, tersangka juga diduga menjual korban kepada lelaki hidung belang.
Dua nama terakhir yang tersangkut masalah hukum adala Abdi Toisuta, anak Ketua DPRD Ambon, dan Aan Saputra, anak anggota DPRD Warjo dari Fraksi Golkar.
Melihat rentetan kasus ini, publik kemudian mengambil kesimpulkan bahwa tindak kekerasan dan perundungan menjadi lebih mudah dilakukan seseorang ketika ia memiliki power atau kekuasaan.
Namun, hal ini dibantah oleh Psikolog Klinis dan Foreksik Kasandra Putranto. Psikolog senior ini menegaskan, perilaku menganiaya tidak hanya disebabkan karena seseorang memiliki power atau kekuasaan.
Beberapa faktor yang ditemukan dapat menyebabkan perilaku kekerasan pada seorang individu antara lain karena pola pengasuhan keluarga yang berkaitan sangat erat dengan perkembangan pelaku kekerasan, yaitu ketidakmampuan orang tua dalam membuat aturan yang jelas untuk perilaku anak, kegagalan dalam mengontrol perilaku anak dengan baik, dan melakukan sikap atau tindakan kekerasan untuk mendisiplinkan anak.
Baca juga:
Selain itu Kasandra juga mengungkapkan, masalah pencapaian dan pengalaman akademik di sekolah ternyata ditemukan berkorelasi dengan perilaku kekerasan.
Prediktor terkuat yang ditemukan menyebabkan kemunculan perilaku kekerasan pada individu adalah pengaruh lingkungan sosial. Pengaruh teman, atau kelompok yang biasanya identik dengan kenakalan remaja ditemukan mempengaruhi individu secara signifikan dapat memunculkan perilaku agresif.
“Untuk mengetahui faktor yang paling berkontribusi dalam perilaku agresif individu diperlukan pemeriksaan psikologis yang komprehensif. Oleh karena itu, masyarakat tidak dapat memberikan penilaian pada pelaku kekerasan tanpa adanya fakta-fakta yang valid,” kata Kasandra kepada VOI.
Anak Berulah, Orang Tua Kena Getah
Perkara hukum yang membelit nama-nama di atas dianggap sebagai hal memalukan bagi keluarga, apalagi keluarga dari kalangan pejabat. Parahnya, akibat kasus hukum tersebut, para orang tua terkena getahnya. Itu terjadi lantaran gaya hidup para pelaku mendapat sorotan tajam dari masyarakat.
Rafael Alun Trisambodo misalnya, yang pada Februari 2023 dikejutkan dengan kabar pengaiyaan oleh Mario Dandy. Berawal dari perkara tersebut, gaya hidup Mario disorot. Ayahnya, Rafael Alun juga menjadi perhatian karena gaya hidupnya yang super mewah.
Ternyata Rafael memiliki kekayaan yang super besar, mencapai Rp56 miliar pada 2021 dan KPK langsung mengusut kekayaan tak wajar tersebut. Tak hanya sampai di situ, Rafael juga harus dicopot dari jabatan dan tugasnya di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangaan.
AKBP Achiruddin Hasibuan juga terseret kasus pidana gara-gara ulah anaknya. Karena membiarkan aksi kekerasan yang dilakukan anaknya, Aditya Hasibuan, AKBP Achiruddin dipecat dari kepolisian sesuai menjalani sidang komisi etik Polri.
Kasus ini juga membuat masyarakat menguntit kehidupan Achiruddin dan dari sanalah diketahui ia sering pamer barang mewah di media sosialnya, mulai dari Harley Davidson sampai Rubicon.
Terkini, orang yang harus menanggung perbuatan anaknya adalah anggota DPR RI, Edward Tannur. Setelah kabar penganiayaan hingga meninggal yang dilakukan anaknya, Gregorius, kehidupan Edward Tannur juga langsung menjadi sasaran warganet.
Edward dinonaktikan dari jabatannya sebagai anggota Komisi IV DPR RI dijatuhi sanksi penonaktifan dari kursi anggota dewan.