Gaza Tidak akan Diberi Listrik, Air atau Bahan Bakar sampai Hamas Bebaskan Sandera Israel
JAKARTA - Menteri Energi Israel Israel Katz mengatakan pada Hari Kamis, Gaza tidak akan diberi listrik, air atau bahan bakar apa pun sampai sandera warga negaranya dibebaskan dan pulang ke rumah masing-masing.
"Tidak ada saklar listrik yang akan dinyalakan, tidak ada hidran air yang akan dibuka, dan tidak ada truk bahan bakar yang akan masuk sampai para korban penculikan Israel dikembalikan ke rumah. Kemanusiaan untuk kemanusiaan. Dan tidak ada yang akan mengajarkan moral kepada kami," tulis Katz di platform media sosial X, melansir CNN 12 Oktober.
Sementara itu, Komite Palang Merah Internasional mengatakan, bahan bakar generator darurat di rumah sakit di Gaza bisa habis dalam beberapa jam, memperingatkan risiko yang akan ditimbulkannya.
"Tanpa listrik, rumah sakit berisiko berubah menjadi kamar mayat," kata Direktur Regional ICRC Fabrizio Carboni, dikutip dari Reuters.
"Penderitaan manusia yang disebabkan oleh eskalasi ini sangat menjijikkan, dan saya mohon kepada semua pihak untuk mengurangi penderitaan warga sipil," serunya.
Sebelumnya, pejabat senior militan Hamas Izzat al-Risheq mengatakan kepada CNN, masih terlalu dini untuk membicarakan pertukaran sandera antara Hamas dengan pihak Israel.
"Kami hanya akan membahas masalah ini setelah agresi Israel terhadap rakyat kami berakhir," kata al-Risheq dari Doha, Qatar.
Diketahui, Duta Besar Israel untuk PBB mengatakan, militan Hamas menyandera sebanyak 150 orang di berbagai lokasi di Gaza.
Juru bicara Israel Defense Forces (IDF) Letkol Jonathan Conricus mengatakan, pihaknya memperkirakan mereka yang disandera oleh Hamas ditempatkan di bawah tanah.
Sedangkan Pemimpin Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus menyerukan pembebasan segera para sandera, mengatakan "terorisme dan ekstremisme tidak membantu mencapai solusi konflik antara Israel dan Palestina, namun memicu kebencian, kekerasan, balas dendam dan menyebabkan penderitaan bagi kedua belah pihak".
Baca juga:
- Sebut Netanyahu dan Israel Tak Siap Hadapi Serangan Hamas, Trump: Mereka harus Benahi karena Potensi Perang dengan Iran
- Gabung Pemerintahan Darurat Israel Setelah Demo dan Dialog, Pemimpin Oposisi Gantz: Sekarang Waktu untuk Perang
- Israel Bentuk Pemerintahan Darurat, Menhan Gallant: Kami akan Menghapus Apa yang Disebut Hamas dari Muka Bumi
- Puluhan Juta Orang Terancam Kekurangan Pangan, WFP Sebut Gempa Bumi Afghanistan Bencana di Atas Bencana
Hingga Kamis, sedikitnya 1.354 orang tewas dan 6.049 lainnya terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak Sabtu, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Sementara pejabat Israel mengatakan, setidaknya 1.200 orang tewas dan ribuan lainnya terluka akibat serangan yang dilakukan oleh Hamas. Sedangkan PBB mengatakan, lebih dari 330.000 orang telah mengungsi dari Gaza sejak Israel mulai melakukan serangan balasan.