Upaya Nyata AMI ETHNIC Dukung Musik Tradisional Indonesia Mendunia
JAKARTA - Yayasan Anugerah Musik Indonesia (YAMI) bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan AMI Ethnic.
Adapun, AMI Ethnic merupakan sebuah portal informasi yang dibuat untuk menyajikan berbagai hal tentang alat musik tradisional di Indonesia, baik itu jenisnya, sejarahnya, cara memainkannya, hingga tempat di mana masyarakat dapat membelinya.
Ketua Umum YAMI, Candra Darusman mengatakan bahwa AMI ETHNIC merupakan penghargaan tersendiri untuk musik tradisional Indonesia yang selama ini mungkin kurang diperhatikan.
“Selama ini, AMI sudah 25 tahun memberikan penghargaan pada mereka yang berhasil melalui studio rekaman. Tapi, kita belum memberikan penghargaan pada musisi dan musik tradisi,” kata Candra Darusman saat konferensi pers di Kemang, Jakarta Selatan pada Rabu, 11 Oktober.
"Kami ingin ikut terus memajukan seni musik tradisi. Bukan hanya dengan piala, tapi kesempatan untuk mereka agar jangan sampai terlupakan. Bahkan kalau bisa kita ajak dunia untuk melihat begitu kayanya musik tradisi di Indonesia,” lanjutnya.
Mengutip pernyataan Franki Raden, Candra melihat peluang besar ada di musik tradisional Indonesia. Terlebih, selama ini pasar musik tradisional dikuasai oleh Amerika Latin dan Afrika.
"Pasar ekspor alat musik tradisional Rp6 miliar dolar Amerika. Detailnya jangan tanya saya, tanya Franki. Intinya ada pasar besar di depan mata. Mari kita raih lewat AMI Ethnic," ujar Candra.
Gilang Ramadhan, musisi yang dikenal punya perhatian khusus untuk musik tradisi Indonesia mengatakan bahwa apa yang ada lewat AMI Ethnic patut diapresiasi.
Berdasarkan pengalamannya, pegiat musik tradisi jauh lebih banyak ketimbang musik modern. Lebih dari itu, ada industri pembuatan alat musik tradisi yang perlu diperhatikan keberlangsungannya.
"Musik tradisional ini adalah suatu hal yang harus kita jaga bersama. Setiap keliling, saya berkoordinasi dengan musisi tradisional, ada alat musik yang begitu banyaknya," kata Gilang Ramadhan.
“Dengan adanya AMI ETHNIC, kita mendukung industri pembuatan alat musik sebagai hulunya musik tradisi Indonesia. Jangan sampai mereka tutup membuat alat musik tradisional. Kalau mereka nggak diperhatikan, musik tradisi nggak ada bunyinya lagi, hilang semua kebudayaan,” sambungnya.
Gilang mengaku senang dengan Kemendikbudristek dan YAMI yang berkenan memfasilitasi musik tradisional. AMI ETHNIC diharap bukan hanya menyasar masyarakat Indonesia saja.
"Ekspektasinya yang beli (alat musik tradisional) bukan hanya di tingkat RT dan RW aja, tapi mendunia juga," ujarnya.
Saat ini, setidaknya enam alat musik tradisi sudah dapat diperoleh lewat laman www.amiethnic.com. Direncanakan AMI ETHNIC dapat menghimpun sebanyak mungkin alat musik tradisional yang ada di Indonesia.