Berbeda dengan Hukuman, Begini Manfaat Mengenalkan Konsekuensi Alami pada Anak
YOGYAKARTA – Konsekuensi alami adalah akibat alami yang terjadi tanpa campur tangan pihak luar. Misalnya, ketika anak lupa membawa jaket ke sekolah, ia akan merasa dingin dalam ruangan ber-AC atau saat suhu lingkungan terlampau rendah. Ini merupakan salah satu konsekuensi alami yang perlu dikenalkan pada anak-anak.
Menurut profesor klinis pediatri dan anak di RS Anak Mount Sinai Kravis, New York City, Aliza Pressman, Ph.D., kunci dalam menggunakan konsekuensi alami pada anak-anak adalah ketika orang tua menyingkir dan membiarkan anak merasakan dampak dari apa yang mereka lakukan atau tidak lakukan. Dengan tidak melakukan intervensi, orang tua membiarkan anak belajar sambil melakukan tindakan tertentu. Sehingga anak-anak benar-benar merasakan hasil kerja mereka, jelas Dr. Pressman. Hal ini dapat berarti bahwa mereka akan kedinginan, kelelahan, tidak ada pekerjaan rumah, terlambat, atau hal-hal tidak menyenangkan lainnya.
Caroline Fulton, PsyD, psikolog anak dan remaja dilansir VerywellFamily, Selasa, 3 Oktober, konsekuensi logis dan konsekuensi alami berbeda. Terkadang, konsekuensi logis diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa dalam upaya mengubah perilaku. Misalnya, saat anak remaja agar tidak pulang malam saat bermain dengan teman sebayanya, maka konsekuensi logis yang disepakati tidak boleh mengemudi selama seminggu.
“Konsekuensi alami adalah hal-hal yang terjadi secara otomatis sebagai akibat dari tindakan atau ketiadaan tindakan seorang anak tanpa adanya tujuan dari pihak orang dewasa. Jika konsekuensi alaminya tidak diinginkan atau tidak menyenangkan, anak memiliki kesempatan untuk belajar dari pengalaman tersebut dan melakukan hal-hal berbeda di lain waktu untuk menghindari pengalaman yang tidak menyenangkan tersebut,” jelas Fulton.
Cara mengenalkan pada anak tentang konsekuensi alami ini, berkaitan dengan mengajarkan tanggung jawab, kemandirian, dan motivasi. Cara mengenalkannya juga tidak boleh terburu-buru. Karena kalau terburu-buru, orang tua cenderung “menyelamatkan” anak dari konsekuensi perilaku mereka yang tidak menyenangkan.
“Konsekuensi alami dapat membantu anak-anak mengembangkan motivasi intrinsik untuk berperilaku adaptif,” kata Dr. Fulton.
Karena menurut Fulton mengajarkan konsekuensi alami berkaitan dengan perilaku adaptif anak, maka harus dilakukan secara bertahap. Artinya, jika mereka tahu Anda tidak secara otomatis memperbaiki konsekuensi yang mereka dapat, kemungkinan besar mereka akan melakukan sendiri sebagai proses mereka beradaptasi dan memahami konsekuensi dari setiap tindakannya. Pressman menambahkan, konsekuensi alami juga membantu membangun kemauan internal yang akan bermanfaat bagi anak-anak di masa depan.
Prinsip paling mendasar yang perlu dipahami ortu, jika anak tidak bekerja keras, konsekuensi alaminya adalah merasa tidak enak karena menyerahkan pekerjaan di bawah standar dan mendapat nilai rendah.
Di samping anak belajar tentang tanggung jawab, kemandirian, dan motivasi, manfaat mengajarkan konsekuensi alami ialah membantu mereka menjadi lebih percaya diri. Dengan mengenali konsekuensi alami dari hasil belajar sesuatu, misalnya, artinya anak akan mampu memikul tanggung jawab serta dapat mengontrol hasil melalui tindakan mereka sendiri.
"Setelah mengalami konsekuensi alami yang tidak menyenangkan, anak dapat menggunakan informasi yang dipelajari saat situasi tersebut terjadi lagi. Perilaku dapat berubah setelah anak memahami dan mengalami hasil yang tidak diinginkan," terang Fulton.
Baca juga:
Konsekuensi alami juga mengajarkan sebab akibat, yang mana tujuannya bukan ketidaknyamanan atau pengalaman tidak menyenangkan. Tetapi mereka mengembangkan pemahaman sebab akibat, sehingga mereka bisa memprediksi, memahami kemampuan diri sendiri, dan memengaruhi lingkungan dengna baik.