Anggota DPR Soroti Pentingnya Pelatihan Bagi Para Content Creator
JAKARTA - Memasuki bulan Sumpah Pemuda, DPR mengajak masyarakat muda Indonesia ikut berperan dalam pembangunan negeri dengan memanfaatkan sektor ekonomi kreatif, termasuk di dunia digital.
Hal tersebut disampaikan oleh salah satu Anggota DPR RI muda, Dave Laksono saat berbincang dengan aktivis muda yang juga content creator, Esther Lubis. Isu mengenai peran pemuda dibahas dalam program acara 'Ngobrolin DPR' yang disiarkan melalu live Instagram, pekan lalu.
Dalam perbincangan santai yang mengangkat tema ‘Semangat Bulan Sumpah Pemuda: Berkontribusi Cerdaskan Bangsa’, Dave mengulik bagaimana peran anak muda dalam menyerap pekerjaan dengan meningkatkan skill yang dibutuhkan dunia usaha.
"Skill workers ini yang selalu menjadi kunci permasalahan di berbagai sektor. Skill workers kita itu harus bisa mengerti dan memahami untuk langsung terjun ke dunia usaha," kata Dave saat berbincang dengan Esther Lubis, dikutip Senin 2 Oktober.
"Sehingga bisa langsung masuk ke pabrik-pabrik, masuk ke perkantoran sehingga menimbulkan kepercayaan kepada investor agar mereka bisa terus memutarkan investasinya di Indonesia," sambungnya.
Oleh karena itu, Dave menilai Pemerintah perlu menyiapkan sebuah program berkesinambungan antara kebutuhan dalam dunia usaha dengan keterampilan bagi para anak-anak muda.
"Itu semua kuncinya pendidikan, jadi bilamana Pemerintah harus bisa menciptakan ekosistem di mana saling support antara investor luar negeri yang akan berinvestasi dengan keahlian anak muda kita. Jadi dengan memiliki skill workers yang tepat akan membuat investor tenang, memutar uangnya di negara kita," jelas Dave.
Di era perkembangan teknologi informasi, Legislator dari Dapil Jawa Barat VIII itu juga menekankan pentingnya peran Pemerintah melalui kementerian dan lembaga untuk memberikan pelatihan bagi anak agar mengikuti perkembangan zaman, khususnya di bidang ekonomi kreatif. Sehingga, kata Dave, anak muda bisa bersaing dalam menciptakan peluang untuk membangun bangsa.
"Di sejumlah kementerian dan lembaga itu memiliki program pelatihan kepada content creator, perkembangan sumber daya manusia yang sesuai dengan perkembangan digitalisasi. Itu harus sudah disiapkan pendidikan, peralatannya dan marketnya," papar Anggota Komisi I DPR itu.
Baca juga:
- Potret Sporty Taylor Swift saat Nonton American Football, Semangat Beri Dukungan untuk Travis Kelce
- Tesla Melakukan Pembaruan pada Model Y untuk Pasar China
- Heru Budi Bentuk Tim Penyempurnaan Naskah Akademik RUU Kekhususan Jakarta
- Lebih dari 214 Juta Warga Brasil akan Memanfaatkan Teknologi Blockchain untuk Identitas Digital
Selain pengembangan bagi anak muda dari sektor ekonomi kreatif, Dave juga mendorong Pemerintah mendukung para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang mengikuti tren teknologi informasi. Pemerintah diingatkan agar membuka ruang terbuka dalam mengembangkan usaha anak muda sehingga dapat masuk ke pasar Indonesia maupun luar negeri.
"Baik secara marketplace atau market secara fisik seperti kegiatan penjualan UMKM itu dilakukan secara masif di seluruh Indonesia baik tingkat pusat hingga daerah. DPR terus mendorong perkembangan UMKM itu," jelas Dave.
Menyambut peringatan Hari Sumpah Pemuda, Dave pun memberikan petuah bagi muda mudi yang ingin berkecimpung di dunia politik. Untuk menjadi seorang anggota legislatif atau eksekutif, anak muda disebutnya harus memiliki mental baja.
"Tantangan kita itu di DPR, bagaimana mengusir stigma negatif, karena kalau seribu kebaikan yang kita buat, saat satu saja kesalahan atas nama institusi, akan hancur semua itu," terang Dave.
"Apalagi sekarang pesatnya perkembangan penyiaran informasi maka hal-hal ini kerap terjadi. Sehingga yang paling penting itu menjaga harkat martabat kita, hati nurani kita untuk tetap bekerja secara optimal," imbuhnya.
Sebagai salah satu legislator muda di DPR, Dave mengajak seluruh pemuda pemudi untuk terjun berpolitik, dimulai dengan peka terhadap dunia politik di Indonesia. Ia megatakan, politik dapat menjadi salah satu sarana bagi anak muda untuk sama-sama ikut membangun negeri.
"Bagaimana kehadiran kita berguna untuk sekeliling kita, bagaimana kehadiran kita menjadi sumbangsih dalam perjalanan bangsa kita," tutur Dede.
Dalam perbincangan tersebut, Esther turut membacakan pertanyaan yang datang dari netizen.
"Dalam menyambut bulan Sumpah Pemuda, bagaimana harusnya pemuda menyikapi cyber bullying di tengah keterbukaan informasi?” ucap Esther membacakan pertanyaan kepada Dave.
Mendengar pertanyaan itu, Dave menilai menyikapi cyber bullying, setiap anak muda diminta untuk menjunjung tinggi Pancasila serta menjadikan konstitusi UUD 45 sebagai pedoman.
"Di dalam Sumpah Pemuda itu kan kita tidak mengenal perbedaan, kita adalah satu nusa satu bangsa satu bahasa. Jadi semestinya itu yang menjadi pedoman kita. Kita juga punya Pancasila dan NKRI," jawab Dave.
Dave pun mengajak generasi muda untuk mempererat persatuan, apalagi saat ini Indonesia tengah dihantui banyaknya kasus perundungan atau bullying.
"Dengan semangat Pancasila dan mencintai NKRI dan berlandaskan UUD 45, itu harus dihentikan segala macam tindakan SARA yang bisa memecah belah bangsa kita," tutupnya.