Ungkap Kasus Kematian Anak Pamen TNI AU, Polisi Gunakan Scientific Crime Investigation
JAKARTA - Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Metro Jakarta Timur menyelidiki kasus anak Perwira Menengah (Pamen) TNI AU menggunakan metode scientific crime investigation.
Metode ini diterapkan agar kasus tersebut terungkap secara jelas.
"(terkait akun roblox) Kami masih mendalami semuanya, karena ini harus diungkap secara scientific crime investigation, tidak bisa dilakukan secara asumsi atau dugaan," tegas Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Leo Simarmata kepada wartawan, Kamis, 28 September.
Nantinya, hasil dari teori ilmiah scientific crime investigation akan dipadukan dengan penyelidikan yang dilakukan Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur sehingga menemukan benang merah dalam kasus tersebut.
"Kita akan sandingkan hasil penyelidikan kita, hasil temuan fakta alat bukti yang ada di lapangan dengan keterangan dari ahli dari Puslabfor sehingga sinkron tidak ada pertentangan," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Tim Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati menemukan satu luka tusukan senjata tajam yang terdalam berukuran 6,5 sentimeter dengan diameter 2 hingga 3 sentimeter dari tubuh korban CH (16) anak Perwira Menengah (Pamen) TNI AU.
Luka tusukan terdalam tersebut yang menjadi penyebab korban mengalami pendarahan berat.
"Kalau dilihat organnya pucat jadi sangat mungkin penyebab kematiannya karena luka tusuk. Karena terdapat kumpulan darah di dalam perut. Karena kalau kena luka tusuk kan ada proses meninggalnya," kata Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta Timur, Brigjen Hariyanto, Kamis, 28 September.
Baca juga:
- RS Polri: Siswa SMU Anak Pamen TNI AU Terbakar Dalam Keadaan Hidup, Luka Tusuk Sedalam 6,5 Cm Terjadi Pendarahan Hebat
- Tolong Segera Ungkap ke Publik: Luka di Tubuh Anak Pamen TNI AU di Lanud Halim Ada 6 Tusukan
- Ceceran Bensin dan Pisau di TKP, Belum Cukup Bagi Kepolisian untuk Mengungkap Kematian Anak Pamen TNI AU di Pos Lanud Halim
- Polisi Tegaskan Temuan Pisau di TKP Anak Pamen TNI AU yang Tewas di Lanud Halim Perdanakusuma Bukan Pisau Komando
Hariyanto menjelaskan, korban CH sebelum meninggal terdapat jelaga (butiran arang yang halus dan lunak) pada tubuh korban.
"Sebelum meninggal masih terdapat jelaga (di tubuh CH). Hasil pemeriksaan kerongkongan terdapat jelaga. Artinya saat kebakaran itu korban masih hidup. Karena asap masih dihirup," ujarnya.