PBB Sebut Diplomasi Nuklir Iran Tetap Penting untuk Keamanan Regional dan Internasional

JAKARTA - Keamanan di Timur Tengah bergantung pada perjanjian untuk menjauhkan Iran dari senjata nuklir, meski perjanjian yang sudah ada ditangguhkan secara de facto, kata pejabat senior PBB.

Dalam konferensi tahunan ke-67 Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, kesepakatan Iran tetap penting bagi arsitektur non-proliferasi nuklir global, serta bagi keamanan regional dan internasional.

"IAEA mempunyai peran penting dalam memantau secara tidak memihak dan ahli, agar syarat-syarat perjanjian ditegakkan, sambil mencari solusi berkelanjutan terhadap isu-isu yang belum terselesaikan terkait program nuklir Iran," kata Guterres, dilansir dari The National News 26 September.

Dalam konferensi tahunan yang digelar di Wina, Austria pada 25-29 September itu, Iran mengatakan kerja sama negara tersebut tidak boleh dianggap begitu saja, bersikeras bahwa tujuan program nuklirnya adalah untuk tujuan damai.

Teheran setuju untuk membatasi aktivitas nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi sebagai bagian dari Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) antara Iran dengan kekuatan global pada tahun 2015.

Itu runtuh saat Amerika Serikat di bawah Donald Trump memutuskan untuk menarik dari perjanjian tersebut, melanjutkan sanksi terhadap Iran yang direspons Teheran dengan peningkatan pengayaan uranium.

Upaya untuk menghidupkan kembali perjanjian tersebut telah gagal, dengan Inggris, Prancis dan Jerman bulan ini mengumumkan mereka akan memperpanjang sanksi terhadap Iran yang akan berakhir pada Bulan Oktober berdasarkan perjanjian awal.

Sementara itu, Rafael Grossi yang terpilih kembali sebagai Kepala IAEA untuk masa jabatan empat tahun kedua Hari Senin kemarin mengatakan, pembicaraan antara badan PBB dan Teheran belum mencapai kemajuan yang diharapkannya.

Grossi mengatakan siap bekerja sama dengan Iran dalam hal-hal yang berkaitan dengan "penundaan implementasi de facto" perjanjian tahun 2015.

Menurutnya, IAEA masih "terlibat secara aktif" meskipun perundingan gagal setelah dia mengunjungi Teheran pada Bulan Maret.

"Hanya kerja sama penuh dari Iran, dan hasil nyata, yang akan membawa kita pada jaminan yang dapat dipercaya bahwa program nuklir Iran hanya untuk tujuan damai," ujar Grossi.

Terpisah, Kepala badan energi atom Iran Mohammad Eslami mengatakan, negaranya bertekad untuk memperluas penggunaan tenaga nuklir dalam proyek-proyek sipil, meski niatnya diragukan banyak pihak.

Iran "sekali lagi menegaskan, kerja sama ekstensif dengan IAEA saat ini tidak boleh dianggap remeh dan tidak boleh terkena dampak negatif karena mengikuti agenda-agenda politik yang picik," katanya.