Kondisinya Memburuk dan Sempat Dipindahkan dari Penjara ke Rumah Sakit, Mafia Italia Messina Denaro Meninggal
JAKARTA - Bos mafia Italia Matteo Messina Denaro yang sempat menjadi buronan selama tiga puluh tahun sebelum tertangkap Januari lalu, dilaporkan kantor berita ANSA menghembuskan nafas terakhir pada Hari Senin.
Messina Denaro (61) menderita kanker saat ditangkap aparat keamanan Italia. Kondisinya yang terus memburuk dalam beberapa pekan terakhir, membuat otoritas Italia memindahkannya dari penjara dengan keamanan maksimum di Italia tengah ke sebuah rumah sakit, melansir Reuters 25 September.
ANSA melaporkan, Denaro tidak meminta perawatan medis yang lebih memadai, sementara petugas medis berhenti memberinya makan setelah dia dinyatakan dalam keadaan koma yang tidak dapat disembuhkan.
Menurut catatan medis yang bocor ke media Italia, ia menjalani operasi kanker usus besar pada tahun 2020 dan 2022 dengan nama palsu.
Sementara, seorang dokter di klinik Palermo mengatakan kepada surat kabar La Repubblica, kesehatan Messina Denaro memburuk secara signifikan dalam beberapa bulan menjelang penangkapannya.
Memiliki ayah seorang mafia, Denaro lahir di Kota Castelvetrano, Sisilia barat daya, Italia pada tahun 1962.
Di usia 15 tahun, ia telah mengikuti sang ayah ke dalam aktivitas kelompok mafia. Di usia 18 tahun, polisi mengatakan ia pertama kali melakukan pembunuhan.
Klan Castelvetrano-nya kemudian bersekutu dengan Corleonesi, pimpinan Salvatore "The Beast" Riina, yang menjadi "bos para bos" yang tak terbantahkan dari gerombolan Sisilia, yang dikenal sebagai Cosa Nostra.
Dijuluki 'U Siccu' (Si Kurus), Messina Denaro menjadi anak didiknya dan menunjukkan ia bisa sama kejamnya dengan gurunya, menerima 20 hukuman penjara seumur hidup dalam persidangan yang diadakan secara in-absentia atas perannya dalam serangkaian pembunuhan massal.
Pada tahun 1993, ia memutuskan untuk bersembunyi ketika semakin banyak pengkhianat yang mulai memberikan rincian tentang perannya dalam gerombolan tersebut, namun para penyelidik yakin dia jarang pergi jauh dari Sisilia.
Polisi mengatakan dia menghabiskan sebagian besar tahun 2022 dengan bersembunyi di Campobello di Mazara, sebuah kota berpenduduk sekitar 11.000 jiwa, tidak jauh dari rumah ibunya di Sisilia barat.
Dijuluki oleh pers Italia sebagai "Godfather terakhir", Messina Denaro diyakini tidak memberikan informasi apa pun kepada polisi setelah dia ditangkap di luar sebuah klinik kesehatan swasta di ibu kota Sisilia, Palermo pada 16 Januari.
Denaro dihukum karena berbagai kejahatan, termasuk perannya dalam perencanaan pembunuhan jaksa anti-mafia Giovanni Falcone dan Paolo Borsellino pada tahun 1992, kejahatan yang mengguncang Italia dan memicu tindakan keras terhadap massa Sisilia.
Baca juga:
- Seorang Pria Tewas Ditanduk Banteng dalam Festival di Spanyol Timur
- Seluruh Pasukan Prancis Keluar dari Niger Akhir Tahun Ini, Presiden Macron: Mereka Tidak Ingin Memerangi Terorisme Lagi
- Bela Pengayaan Uranium Iran Tapi Sebut Bukan untuk Senjata, Presiden Raisi: Tanggapan Atas Pelanggaran Komitmen
- Kecam Kritik Presiden Korsel Soal Kerja Sama dengan Rusia, Korut: Wajar dan Normal sebagai Tetangga
Dia juga dianggap bertanggung jawab atas pemboman di Roma, Florence dan Milan pada tahun 1993 yang menewaskan 10 orang, serta membantu mengatur penculikan Giuseppe Di Matteo (12), untuk mencoba menghalangi ayah anak tersebut memberikan bukti yang memberatkan mafia. Anak laki-laki itu disandera selama dua tahun, lalu dibunuh.
Meski tidak menikah, ia diketahui memiliki sejumlah kekasih. Denaro sendiri menulis ia memiliki seorang putri, tetapi belum pernah bertemu dengannya.
Terlepas dari ketenarannya, jaksa selalu meragukan Messina Denaro menjadi "bos para bos" mafia, mengatakan kemungkinan besar dia hanyalah kepala Cosa Nostra di Sisilia barat.