Australia Desak Reformasi PBB dan Ingatkan Konflik Negara Besar

ANKARA - Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mendukung reformasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan mengingatkan bahwa konflik antara kekuatan besar adalah “ancaman eksistensial” bagi seluruh dunia.

“Seringkali negara-negara kecil, yang letaknya sangat jauh dari negara-negara besar, menjadi pihak yang paling terbebani dalam perebutan pengaruh, dan warisan dari persaingan tersebut akan membayangi generasi ke generasi," kata Wong dalam Sidang ke-78 Majelis Umum PBB di New York, AS, Jumat.

“Namun, perlombaan senjata modern selamanya telah mengubah skala persaingan negara-negara besar, dan mendorong umat manusia ke ambang bencana,” tambah dia.

Wong juga mengatakan bahwa Dewan Keamanan PBB harus memastikan adanya keterwakilan tetap dan tidak tetap yang lebih besar dari Afrika, Amerika Latin, dan Asia, termasuk kursi permanen untuk India dan Jepang.

“Dan kita harus meminta kursi anggota tetap yang lebih banyak, termasuk pembatasan penggunaan hak veto,” kata dia.

Dia juga memperingatkan bahwa kawasan Indo-Pasifik menjadi lebih rawan konflik karena ketegangan meningkat antar negara-negara dan saling klaim berdaulat di Laut China Selatan.

Dia menyinggung program senjata nuklir dan peluncuran rudal balistik Korea Utara yang dianggapnya mengancam Jepang dan Korea Selatan serta mengganggu stabilitas kawasan.

Perang antara negara-negara nuklir, bisa membuat situasi dunia semakin buruk, kata Wong.