Susilo Bambang Yudhoyono dan Nyanyian Lagu Pelangi di Matamu
JAKARTA - Kecintaan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada dunia tarik suara tiada dua. Ia dikenal luas sebagai jenderal TNI yang gemar menyanyi. Ia bersenandung dalam tiap kesempatan. Alih-alih hanya untuk menghibur diri, nyanyian SBY pernah jadi ajian mendongkrak popularitasnya dalam Pilpres 2004.
Hasilnya gemilang. Nyanyiannya membawa lagu yang diciptakan grup band, Jamrud berjudul Pelangi di Matamu terdengar di mana-mana. Setelahnya, SBY jadi Presiden Indonesia pertama yang menelurkan banyak album musik.
Pilpres 2004 jadi tahun penting bagi SBY. Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Indonesia era 2001-2004 itu mengambil keputusan yang menggemparkan negeri. Ia dan Jusuf Kalla (JK) muncul dalam kontestasi politik sebagai calon Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.
SBY pun kebagian tugas. Ia ikut turun tangan untuk mendongrak popularitas sendirinya dan Partai Demokrat. Supaya namanya dan Demokrat melejit. Ia ikut terjun merumuskan etika perjuangan dan kode etik Partai Demokrat supaya memenangkan pemilu.
SBY juga tak lupa mengeluarkan segala macam potensi yang dimilikinya. Utamanya, bakat menyanyi. Bakat itu pernah diperlihatkan SBY kala menjadi bintang tamu di salah satu acara televisi swasta Tanah Air pada 2004.
SBY kebetulan membawakan lagu yang sempat dipopulerkan grup band kenamaan Indonesia, Jamrud. Pelangi di Matamu, judul lagunya. Lagu yang sebelumnya hadir dalam album Ningrat (2000) itu nyatanya mampu memukai jutaan mata rakyat Indonesia yang menonton via layar kaca televisi.
SBY bak seorang bintang menyanyikan lagu itu. Semenjak itu SBY keranjingan menyanyi. Ia kerap membawakan lagu Pelangi di Matamu dalam tiap kampanyenya ke kota-kota besar Indonesia. Lagu itu bak himne kemenangan SBY-JK.
Hasilnya gemilang. Popularitas SBY sebagai jenderal yang bisa menyanyi meningkat. Bahkan, SBY digadang-gadang serupa dengan Mantan Kapolri Indonesia era Orde Baru (Orba), Hoegeng Imam Santoso dengan band The Hawaiian Seniors sebagai The Singing General.
“Tiap tokoh yang berpengaruh biasanya memiliki julukan kesayangan, entah dari orang sekitarnya atau dari media massa. Soeharto mendapat nama The Smilling General karena selalu tersenyum di mana pun dia berada.”
“Senada dengan rima pada Smilling General, SBY rupanya dijuluki The Singing General. Apa pasal? Ya tentu karena hobnya menyanyi itu! Masih ingat kampanye pemilu 2004! Ajang menyanyi di salah satu televisi swasta turut menjadi tempat pembuktian SBY unjuk suara. Lagu Pelangi Di Matamu ciptaan Jamrud seolah jadi lagu wajib kampanye SBY-JK,” terang Garin Nugroho dan kawan-kawan dalam buku SBY Superhero (2010).
Presiden dan Musisi
SBY dan JK muncul sebagai pemenang dalam Pilpres 2004. Kemenangan itu membuat keduanya melaju sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia yang baru. SBY pun serius menjalankan perannya sebagai orang nomor satu Indonesia.
Program-program tepat guna pun disiapkan untuk Indonesia lebih maju. Jadwalnya membangun Indonesia padat bukan main. Namun, kesibukan tak sepenuhnya membuat SBY meninggalkan bakatnya sebagai musisi.
Orang nomor satu Indonesia itu bahkan sangat produktif menciptakan lagu dan membuat album musik. SBY sepanjang kariernya telah menciptakan 40-an lagu dan lima album musik. Antara lain Rinduku Padamu (2007), Evolusi (2009), Ku Yakin Sampai di Sana (2010), Harmoni Alam Cinta dan Kedamaian (2011), dan Kompilasi Kumpulan Lagu-Lagu Terbaik Karya SBY dan Karaoke Lagu-Lagu Karya SBY (2014).
Masing-masing lagunya memiliki tema yang beragam. Dari negara hingga cinta. Komentar masyarakat pun beragam. Ada yang menyukainya, ada pula yang mengecam karyanya hadir disaat Indonesia sedang butuh pemimpin. Puncaknya, kekesalan rakyat hadir pada salah satu lagu SBY yang muncul dalam ujian anak sekolah. SBY dihujat karenanya.
Namun, peristiwa itu dianggap angin saja oleh SBY. Ia tetap melanggengkan pekerjaan sebagai Presiden Indonesia sekaligus musisi. Ketekunannya di dunia musik pun diapresiasi oleh Museum Rekor Indonesia pada 2014. SBY disebut sebagai presiden yang produktif membuat karya musik.
“Sebagai seorang presiden yang memperoleh anugerah MURI sebagai presiden yang merilis album karya-karya musik gubahan diri sendiri, pribadi SBY memang secara alami dekat dengan kebudayaan. Maka SBY senantiasa mengutamakan soft power ketimbang hard power dalam semangat kebangsaan, kenegaraan dan kerakyatan yang menggelora di lubuk sanubari dan nurani SBY.”
“Sebagai seorang kepala negara yang menggubah karya seni musik, SBY dapat disejajarkan dengan Vaclav Havel sebagai Presiden Ceko yang menggubah karya seni sastra atau Winston Churchill sebagai Perdana Menteri Inggris yang menggubah karya seni rupa sekaligus seni sastra atau lgnacy Jan Paderewski sebaga PM Polandia yang tersohor sebagai komponis dan pianis kelas dunia.Popularitasnya dalam bernyanyi dikenal di seantero negeri,” ungkap Jaya Suprana dalam buku Naskah-Naskah Kemanusiaan (2018).