RI Kirim 16 Jenis Bantuan Kemanusiaan Penanganan Banjir di Libya
JAKARTA - Pemerintah Indonesia akan mengirimkan 16 jenis bantuan kemanusiaan untuk penanganan bencana banjir di Libya akibat badai Mediterania Daniel di negara tersebut.
"Sesuai permintaan pemerintah Libya maka Indonesia memutuskan untuk memberikan bantuan mengingat posisi strategis hubungan diplomatik dua negara ini sejak 1991," ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dilansir ANTARA, Jumat, 22 September.
Ia mengatakan pemberian bantuan ke Libya setelah dilaksanakannya Rapat Tingkat Menteri (RTM) sejumlah Kementerian dan Lembaga.
"RTM telah memutuskan bahwa pemerintah Indonesia akan memberikan bantuan berupa logistik sesuai dengan kebutuhan di lapangan," tuturnya.
Pemerintah telah menyiapkan 16 macam jenis bantuan yang akan dikirim ke Libya.
"Pengiriman bantuan diperkirakan akan kita laksanakan tanggal 27 September 2023," katanya.
Bantuan yang akan dikirim itu fokus pada pascabencana, termasuk bantuan untuk jangka panjang terkait proses rehabilitasi dan rekonstruksi.
"Termasuk apakah mengirim tim SAR, di sana sudah ada 16 negara hadir, tetapi untuk wilayah Asean belum ada. Tetapi kalau memang nanti dibutuhkan kita sudah siapkan, bahkan juga dari LSM yang selama ini bergerak di bidang disaster manajemen," katanya.
Kota yang terdampak akibat bencana banjir itu antara lain Derna, Benghazi, Al Bayda, Shahat, dan Al Marj.
Baca juga:
- Presiden Jokowi Terima Buku Peta Jalan Indonesia Emas 2045 dari Kadin
- Dagangan TikTok Shop Diimpor dari China, Pedagang Tanah Abang Mengaku Sulit Bersaing
- Presiden Jokowi Ajak Selebritas Keliling IKN, Aurelie Moeremans Tak Sabar Ingin Lihat Hasil Akhirnya
- Gerindra Sebut Gabungnya Demokrat Tambah Peluang Menang Prabowo
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto mengatakan pihaknya masih terus berkoordinasi dengan pemerintah Libya terkait jenis barang yang diperlukan.
"Tetapi sebagai gambaran kita menyiapkan 16 jenis barang itu seberat sekitar 45 ton, belum ditambah barang-barang dari Kementerian Kesehatan," paparnya.
Dia memaparkan 16 item itu barang-barang yang dibutuhkan ketika terjadi bencana banjir, seperti tenda, selimut, matras, pakaian anak, pakaian dewasa, alat pembersih, makanan siap saji, hingga genset.
"Jadi seputaran kepada barang-barang dasar yang dibutuhkan bagi orang yang berdampak bencana banjir, ini di titik beratkan kepada yang hidup. Untuk yang meninggal juga kita bantu kantong mayat, kain kafan," katanya.
Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Nugraha Mansury menambahkan dalam laporan yang dihimpun tidak ada korban WNI akibat bencana banjir di Libya.
"Kita belum menerima laporan adanya korban yang terkait dengan warga WNI yang ada di Libya, tapi kita tentunya akan terus melakukan monitoring," tuturnya.