Moeldoko Tegaskan Tak Ada Urusan dengan Kondisi Internal Demokrat
JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan dirinya tak memiliki urusan atau kepentingan apapun dengan kondisi internal Partai Demokrat.
“Saya gak ada urusannya itu di dalam. Itu aja saya kira. Jadi saya biasa-biasa saja,” kata Moeldoko saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Rabu, dilansir Antara.
Moeldoko mengatakan isu yang menyebut dirinya hendak mengudeta kepimimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Partai Demokrat adalah tidak benar.
Menurut dia, seluruh partai memiliki Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang di dalamnya terdapat peraturan mengenai kondisi internal partai tersebut.
“Janganlah apa itu membuat sesuatu. Itu menurut saya sih kayaknya ini kayak dagelan aja gitu. Lucu-lucuan. Moeldoko mau kudeta. Lah apa yang dikudeta?” ujarnya.
Mantan Panglima TNI tersebut mengatakan dirinya selalu membuka pintu komunikasi kepada siapa pun, baik itu di rumahnya, maupun di tempat-tempat lain.
“Bingung juga, saya orang ngopi-ngopi kok bisa ramai begini. Apalagi ada yang grogi lagi. Apa sih urusannya ini. Saya ini kan ngopi-ngopi saja. Beberapa kali di sini, ya di luar biasa, wong kerjaan saya bicara sana sini,” ujarnya.
Moeldoko menegaskan dirinya sebagai Kepala Staf Kepresidenan bekerja secara profesional dalam menjalankan tugas. Dia mengaku tidak pernah mengemis jabatan apapun.
Baca juga:
“Saya itu orang yang mencintai pekerjaan. Saya orang profesional dan itu bisa saya tunjukkan di mana pun,” ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebutkan bahwa ada upaya merebut pucuk kepemimpinan di partainya yang melibatkan pejabat pemerintahan.
Menurut AHY, pengambilalihan posisi pucuk partainya disinyalir akan dilakukan lewat kongres luar biasa (KLB) dan akan menjadi jalan menjadi calon presiden di Pemilu 2024.
"Konsep dan rencana yang dipilih para pelaku untuk mengganti dengan paksa Ketum PD yang sah, adalah dengan menyelenggarakan KLB," ujar AHY di Jakarta, Senin, 1 Februari.
Putra sulung SBY ini menyebut bahwa pelaku tengah menargetkan 360 kader pemegang suara untuk melakukan aksi ambil alih posisi Ketum partai.