Ramai Isu Tampar Wamen, Prabowo Minta Penebar Fitnah Berhenti

JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto minta semua pihak berhenti menyebar hoaks atau kabar bohong dan fitnah jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Dia mengajak semua pihak bersaing menciptakan gagasan terbaik bagi masyarakat.

Hal ini disampaikan Juru Bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak menanggapi isu penamparan wakil menteri (wamen) oleh Ketua Umum Partai Gerindra itu. Ia juga tak mau berspekulasi apakah isu yang beredar bertujuan menjegal Prabowo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

“Pak Prabowo ingin, ya (ke depannya, red) kompetisinya, kompetisinya gagasan, kompetisi ide, dan berhentilah tebar fitnah dan macam-macam itu,” kata Dahnil kepada wartawan di Kantor Kemenhan, Jakarta Pusat, Rabu, 20 September.

Sementara terkait kabar penamparan yang beredar, Prabowo disebut Dahnil tak akan mengambil jalur hukum. Mantan Danjen Kopassus tersebut bahkan telah memerintahkan kader Partai Gerindra melakukan hal serupa.

“Partai memang sudah diperintahkan Pak Prabowo untuk tidak melakukan langkah-langkah yang extraordinary, melakukan langkah-langkah yang tadi,” ujarnya.

“Tetap lawan fitnah, tetap lawan hoaks itu dengan gembira, dengan kembali menyampaikan kebaikan-kebaikan,” sambung Dahnil.

Sebelumnya, pengguna media sosial Twitter atau X mengunggah isu penamparan yang dilakukan Prabowo terhadap seorang wamen. Meski tak secara gamblang menyebut nama, dugaan ini mengarah ke Ketua Umum Partai Gerindra itu karena sosok itu disebut sebagai menteri yang merupakan calon presiden (capres).

Awalnya, isu tersebut muncul karena keramaian di sebuah grup percakapan. Kata warganet itu, ada anggota grup bertanya tentang isu seorang menteri mencekik dan menampar salah seorang wakil menteri sebelum rapat.

Menteri lain disebut ikut mengetahui kejadian ini dan melerai keduanya. Tak hanya menampar, menteri ini juga disebut mencekik.

Masih isu yang beredar, kejadian ini berawal karena sang menteri marah ada pekerjaan yang tak dibantu oleh menteri lainnya. Tapi, karena yang akan diajak bicara tak datang maka menteri ini melampiaskan kemarahannya ke wakil menteri yang hadir.