Bagikan:

JAKARTA - Bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto mengaku cuek terhadap berbagai fitnah yang sering dituduhkan kepadanya. Termasuk dirinya menampar dan mencekik salah satu wakil menteri (wamen) pada rapat kabinet.

"Jadi saya enggak pernah urus, saya serahkan kepada yang di atas saja. Mudah-mudahan yang lontarkan itu sadar, tidak usah diterus-teruskan budaya kayak begitu itu, memalukan. Ada masalah yang sebenarnya lebih besar dihadapi bangsa kita ini. Terlalu banyak, dan terlalu besar, dan yang enggak bener itu," kata Prabowo di acara "Mata Najwa On Stage: 3 Bacapres Bicara Gagasan" di Graha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Selasa 19 September.

Prabowo mengaku mendapatkan pelajaran berharga dari para gurunya ketika menghadapi fitnah. Menurut para gurunya, jika dirinya difitnah, berarti dia diperhitungkan.

"Jadi begini, dari dahulu itu saya punya guru-guru yang mengatakan kepada saya, Prabowo kalau kau difitnah itu tandanya kau diperhitungkan dan biasanya fitnah yang begitu kejam akan balik kepada orang yang menyebarkan fitnah," ungkap Prabowo.

Lebih lanjut, Prabowo berpesan kepada generasi muda penerus bangsa untuk tidak melakukan hal-hal seperti memfitnah atau menjelekkan pasangan lain. Bagi Prabowo, demokrasi yang benar adalah adu gagasan.

"Ini koreksi kita ya, untuk adik-adik mahasiswa, generasi penerus, nanti kalian akan ambil ahli negara ini, ke depan negara ini kalian punya. Jadi kalau jadi pemimpin, jangan seperti itu, tidak usah, baik-baik saja, demokrasi itu harus baik-baik, seperti ini, acara ini adu gagasan," kata Prabowo.

Meskipun demikian, Prabowo tetap menekankan pentingnya kebebasan berpendapat bagi masyarakat. Pasalnya, kata dia, kebebasan berpendapat merupakan penjaga keseimbangan tatanan negara dan salah satu cara masyarakat mengawasi penguasa.

"Kebebasan berpendapat sangat penting untuk check and balance, untuk mengawasi pejabat, mengawasi penguasa," tutur Prabowo.

Hanya saja, Prabowo mengakui kebebasan berpendapat kadang disalahgunakan terutama disampaikan melalui beragam platform media. Ia menilai sorotan khusus harus diberikan pada aspek tersebut.

"Intinya yang khawatir adalah nanti platform-platform itu (digunakan) untuk ujaran kebencian, untuk manas-manasin kebencian dan sering (dipenuhi) dengan kebohongan, hoax dan sebagainya. Menurut saya ini rawan, itu harus diperhatikan," pungkas Prabowo.

Narasi mengenai Prabowo menampar dan mencekik wamen diungkap oleh seseorang bernama Alifurrahman melalui SewordTV. Alifurrahman tidak secara langsung menyebutkan nama Prabowo, melainkan merujuk kepada seorang menteri yang saat ini mencalonkan diri sebagai presiden. Dia menjelaskan bahwa menteri tersebut telah melakukan tindakan menampar dan mencekik seorang wamen selama rapat kabinet.