Menyamar Jadi Santriwati, Pria Asal Gowa Tipu Karyawan Tambang di Kalimantan
MAKASSAR - Polda Sulsel melalui jajaran Cybercrime Ditreskrimsus mengamankan seorang pria berinisial S (53) asal Kabupaten Gowa karena melakukan aksi penipuan dengan modus mengaku sebagai santriwati.
Panit Subdit V Cybercrime Ditreskrimsus Polda Sulsel AKP Iqbal Usman E mengatakan pelaku melakukan aksi penipuan melalui akun Facebook pada media sosial yang menyasar seorang karyawan perusahaan tambang di wilayah Kalimantan.
Pria yang keseharian bekerja sebagai wiraswasta dalam penyamarannya ini lalu memacari karyawan tersebut dengan menggunakan foto seorang wanita bercadar atas nama akun facebook "Arini Juwita".
"Korban inisial AW (35) asal Makassar. Dia merantau ke Kalimantan bekerja sebagai karyawan tambang. Saat ini pelaku bersama barang bukti kami amankan di Mapolda Sulsel guna proses penyidikan lebih lanjut," kata Iqbal dikutip ANTARA, Selasa, 19 September.
Bahkan, kata dia, S juga mengaku sebagai wanita berusia sekitar 20 tahunan dan siap dipersunting oleh korban AW. kemudian keduanya intensif berkomunikasi.
Adapun kronologis kejadiannya, korban dengan pelaku berkenalan melalui sosial media. Kemudian pelaku berperan sebagai wanita yang muslimah (santriwati), penghafal Al-quran, lalu S mengajak korban untuk menikah.
"Pelaku juga kerap meminta uang, termasuk uang maharnya serta uang persiapan kebutuhan pernikahan lainnya," ujarnya.
Baca juga:
- KPU Tepis Pertimbangan Politis di Balik Usul Percepat Pendaftaran Capres-Cawapres
- Ganjar Soal Mahfud MD: Semua Tokoh Masih Punya Peluang Sama Jadi Cawapres
- PT Pindad Fokus Penuhi Permintaan "Maung" Pesanan Kemhan dalam 2 Tahun
- Eks Dirut PT Pertamina Karen Agustiawan Tersangka Korupsi LNG Jadi Tahanan KPK
Penyamaran pelaku ini telah dilakukan sejak Agustus lalu. Belakangan terungkap setelah korban datang ke Kota Makassar, Sulawesi Selatan, untuk menemui pelaku.
Selain itu Iqbal juga mengungkapkan hasil kejahatan S digunakan untuk kepentingan sehari-harinya dan juga untuk bermain judi togel.
S kemudian ditangkap di kediamannya di Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan pada Jumat (15/9).
Atas perbuatan S bakal dijerat dengan Pasal 45 a ayat 1 juncto pasal 28 ayat 2 UU ITE dengan ancaman hukuman maksimal enam tahun penjara.