Cak Imin Dukung Sikap Gus Yahya Tak Bawa-Bawa NU ke Politik
JAKARTA - Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) setuju dengan pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) agar jangan membawa-bawa nama besar Nahdlatul Ulama (NU) ke dalam politik praktis. Menurut Cak Imin, PKB juga mendukung sikap Gus Yahya tersebut.
"Setuju, itu keputusan yang harus didukung. PKB juga mendukung sikap itu," ujar Cak Imin di DPP PKS, Jumat, 15 September.
Bakal cawapres Koalisi Perubahan itu pun tak masalah jika Gus Yahya tidak mendukung pencalonannya maju Pilpres 2024. Cak Imin menilai, setiap orang berhak menentukan pilihannya dalam berdemokrasi.
Diketahui, Cak Imin bakal maju sebagai pasangan capres dan cawapres bersama mantan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Pencalonan dirinya kerap diidentikan dengan latar belakang NU.
"Ya demokrasi kan memberi kebebasan semua warga untuk menentukan pilihannya," kata Cak Imin.
Sebelumnya, Ketum PBNU Gus Yahya menegaskan dirinya masih sebagai anggota PKB. Namun dirinya tak menarik NU dalam kepentingan politik praktis secara organisasi.
“Saya nggak pernah keluar dari PKB sampai hari ini. Tapi sebagai ketum PBNU saya tidak boleh menyeret-nyeret NU ke dalam PKB. Sebagai ketum, saya nggak boleh menyeret-nyeret NU ke parpol lain, menyeret NU untuk mendukung calon ini calon itu karena tidak diperbolehkan oleh norma organisasi,” kata Gus Yahya, Jumat, 15 September.
Baca juga:
- Anies Baswedan Bersyukur PKS Terima Cak Imin: Misi Kita Membawa Rasa Keadilan, Kesetaraan dan Perlindungan
- Didukung PKS Jadi Cawapres Anies, Cak Imin: Mohon Doa Restu
- 4 WN Pakistan Pencuri Uang di Toko Crazy Rich Surabaya Tom Liwafa
- Disetujui Majelis Syuro, PKS Resmi Usung Pasangan Anies-Cak Imin di Pilpres 2024
Dijelaskan Gus Yahya, dirinya memang salah satu pendiri PKB. Saat itu, PBNU meminta agar dibentuk parpol.
“Saya ini pendiri PKB termasuk, bahkan sebelum dibicarakan di PBNU saya ikut serta memulai pembicaraan bersama sejumlah kiai, dan saya masuk tim mempersiapkan dokumen diserahkan kepada PBNU,” paparnya.
Tapi ditekankan, secara organisasi, Gus Yahya memisahkan kepentingan PBNU dengan urusan politik.
“PBNU tidak bisa lagi kemudian diharuskan untuk menyuapi partai yang dibentuk. Berkompetisi dengan rasional, dan kami juga persilakan masyarakat termasuk kepada warga NU utk menilai parpol yang ada secara rasional. Rasional itu ya dilihat kredibilitasnya, dilihat prestasi dan track recordnya, tidak usah memperhatikan klaim atas nama NU,” tegas dia.