Kemenperin Latih 253.000 SDM Industri Lewat Program 3 in 1 Sepanjang 2022
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) telah melatih sebanyak 253.145 orang lewat program Diklat 3 in 1, dengan 27.769 orang di antaranya merupakan peserta pada 2022 lalu.
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, Diklat 3 in 1 merupakan program pelatihan yang memberikan tiga layanan sekaligus dalam satu paket, yaitu pelatihan berbasis kompetensi, sertifikasi kompetensi, dan penempatan kerja langsung pada industri.
"Pelatihan dilakukan dengan menggunakan kurikulum dan modul yang mengacu pada kebutuhan industri agar terbentuk link and match antara lembaga pelatihan dengan perusahaan industri untuk menghasilkan lulusan pelatihan yang kompeten dan siap kerja," ujar Menperin Agus dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 14 September.
Agus menyebut, pada akhir pelatihan, peserta mengikuti sertifikasi kompetensi yang bertujuan untuk memastikan bahwa lulusan pelatihan telah kompeten di bidangnya.
Terdapat sejumlah sektor pelatihan yang telah menghasilkan lulusan kompeten, di antaranya sektor tekstil, kimia, animasi, agro, manufaktur, dan otomotif.
"Program ini merupakan salah satu upaya kami dalam memenuhi kebutuhan SDM sektor industri yang kian tinggi. Rata-rata kebutuhan SDM industri kami sebanyak 682.000 per tahun. Itu dalam kondisi normal," ucapnya.
Sementara itu, Kepala BPSDMI Kemenperin Masrokhan mengemukakan, bahwa program pelatihan vokasi industri 3 in 1 ini diselenggarakan di tujuh Balai Diklat Industri (BDI) yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia, yang juga merupakan satuan kerja di bawah BPSDMI.
"Adapun BDI Kemenperin tersebar di tujuh kota, yakni Medan, Padang, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan Makassar," tuturnya.
Penyelenggaraan pelatihan oleh BDI tidak hanya ditujukan untuk menyuplai tenaga kerja pada daerah tersebut, tetapi juga tersebar untuk seluruh wilayah di Indonesia.
Untuk menunjang kegiatannya, seluruh BDI telah dilengkapi dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Tempat Uji Kompetensi (TUK) untuk memastikan penguasaan kompetensi seluruh peserta diklat yang akan bekerja pada perusahaan industri.
Menurut Masrokhan, program Diklat 3 in 1 sejalan dengan kebijakan hilirisasi industri yang tengah digalakkan pemerintah.
Baca juga:
"Program Diklat 3 in 1 dapat membantu berjalannya hilirisasi industri, karena dibutuhkan SDM kompeten dan skill yang mumpuni untuk mengolah produk bahan mentah menjadi bahan yang lebih bernilai tambah tinggi," kata dia.
Di sektor agro misalnya, terdapat pelatihan untuk pengolahan kelapa sawit, kakao/cokelat, ikan, karet, hingga furnitur. Terdapat pula diklat pembuatan kemasan sehingga produk yang dibuat bisa dipasarkan dengan lebih menarik.
Menurut dia, selain program Diklat 3 in 1, terdapat berbagai program BPSDMI Kemenperin untuk meningkatkan kompetensi SDM industri nasional.
"Jadi, selain kami melaksanakan program pelatihan vokasi industri berbasis kompetensi sistem 3 in 1, juga konsisten terus mengimplementasikan pola pendidikan dan pelatihan yang bertujuan memberikan pembekalan keterampilan dasar (skilling), peningkatan keterampilan (up-skilling) atau pembaruan keterampilan (re-skilling) bagi para tenaga kerja yang didasarkan pada kebutuhan dunia industri saat ini," tandasnya.