Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) mendorong pengembangan industri pengolahan kopi di Sulawesi Selatan (Sulsel).

 Kepala BPSDMI Masrokhan mengatakan, Sulsel merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi pengembangan kopi. Provinsi di kawasan timur Indonesia tersebut memiliki areal penanaman yang cukup luas serta keadaan agroklimatologi yang sangat mendukung. 

Salah satu upaya yang dilakukan pihaknya untuk pengembangan industri kopi di Sulsel, yakni dengan menyelenggarakan program Diklat 3 in 1 pengolahan kopi di Kabupaten Bantaeng yang terletak di bagian selatan provinsi tersebut.

Dia menilai, Bantaeng merupakan salah satu daerah penghasil kopi robusta dan arabika, karena memiliki ketinggian bervariasi mulai dari 0-1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl).

"Dengan potensi pengembangan kopi yang besar, Kemenperin melalui Balai Diklat Industri (BDI) Makassar berencana menyelenggarakan program Diklat 3 in 1 pengolahan kopi agar SDM di Bantaeng dan sekitarnya mendapatkan skill yang tepat untuk mengelola sumber daya alam di daerahnya," kata Masrokhan dalam keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu, 6 April.

Adapun Diklat 3 in 1 merupakan program yang memberikan tiga hal sekaligus dalam satu paket bagi para peserta, yakni pelatihan kompetensi agar peserta dapat menguasai skill yang dibutuhkan industri, sertifikat kompetensi yang berguna dalam jenjang karir serta penempatan kerja di industri terkait.

Sementara itu, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia (Pusdiklat SDM) Industri Kemenperin Saiful Bahri mengatakan, penyelenggaraan diklat tersebut bertujuan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) serta pendapatan daerah. Sehingga, menjadi salah satu klaster ekonomi unggulan di wilayah tersebut.

Rencananya, Kemenperin akan menggelar Diklat 3 in 1 di Bantaeng pada Mei 2024 mendatang.

"Penyelenggaraan diklat ini nantinya akan mengoptimalkan fungsi Sentra Pengolahan Kopi Banyorang agar mampu menjadi sumber pendapatan daerah dan menjadi salah satu Klaster Ekonomi Unggulan di Kabupaten Bantaeng," ungkapnya.

Diketahui, berdasarkan laporan Momentum Works Coffee in Southeast Asia: Modernising Retail of the Daily Beverage, Indonesia memimpin pasar kopi modern di Asia Tenggara pada 2023 dengan proyeksi 27,7 persen dari total nilai pasar kopi modern di regional yang mencapai 3,4 miliar dolar AS.