Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah menyiapkan berbagai insentif untuk hilirisasi industri rumput laut dalam negeri.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan berbagai insentif untuk pengembangan industri ini, salah satunya program restrukturisasi mesin.

Putu menyebut, saat ini Kemenperin tengah menggodok payung hukum untuk industri pengolahan rumput laut masuk ke dalam program restrukturisasi Kemenperin.

"Program restrukturisasi mesin bagi industri pengolahan rumput laut sekarang sudah masuk ke harmonisasi Permenperin (Peraturan Menteri Perindustrian)," kata Putu saat ditemui di kantornya, Selasa, 25 Juni.

Dia mengatakan, nantinya Permenperin tersebut akan mengatur kuota penggantian mesin di industri ini, termasuk skala industri penerima program restrukturisasi.

"Karena di sana kami akan menentukan seberapa besar penggantian mesin-mesin, mana saja yang perlu yang mencakup dan skala-skala mana. Nah, ini sudah masuk tahap terakhir, tetapi regulasinya sementara kami godok," ujarnya.

Diketahui, Kemenperin menyiapkan anggaran sebesar Rp20 miliar untuk program restrukturisasi mesin industri makanan dan minuman (mamin) secara keseluruhan tahun ini.

Meskipun belum dijelaskan berapa porsi yang akan dialokasikan untuk industri pengolahan rumput laut.

Selain program restrukturisasi, kata Putu, pihaknya tengah menyiapkan insentif nonfiskal lain dengan mendorong daerah potensial untuk dibentuk menjadi kawasan industri.

Rencananya, akan ada industri pengolahan rumput laut sebagai salah satu industri yang mendukung kawasan tersebut.

"Kami juga mempunyai tugas insentifnya nonfiskal, yaitu memfasilitasi untuk kawasan-kawasan yang memang sekarang masih belum menjadi kawasan karena ini (industri pengolahan rumput laut) adalah yang unik," tuturnya.

Menurut dia, pembentukan kawasan industri yang akan jadi rumah untuk industri pengolahan rumput laut dan industri lain ini sedang dalam proses diskusi dengan pemerintah setempat.

"Ini sedang kani proses untuk dia bisa membangun kawasan dan kami dengan pemerintah daerahnya sedang diskusi. Sehingga, untuk industri-industri seperti ini diberikan suatu kemudahan dan bisa berkembang," ungkapnya.

Adapun berdasarkan data The Global Seaweed dalam riset New and Emerging Market Report pada 2023, ada pangsa pasar yang besar untuk produk turunan rumput laut, yakni sebesar 11,8 dolar AS miliar pada 2030 mendatang.