Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggelar temu bisnis atau business matching industri pengolahan rumput laut yang mempertemukan produsen sektor itu dengan industri pengguna guna memacu serapan dan penjualan produk turunan dalam pasar domestik.

"Acara business matching industri pengolahan rumput laut dengan industri pengguna merupakan upaya membuka peluang pengembangan usaha peningkatan daya saing industri dalam negeri serta mengenalkan berbagai produk olahan berbasis rumput laut," ujar Direktur Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Kemenperin Dyan Garneta yang sekaligus ketua pelaksana temu bisnis di Jakarta, Selasa, 25 Juni.

Dia mengatakan, acara yang digelar pada 25-26 Juni ini menghadirkan 19 perusahaan industri pengolahan rumput laut yang menghasilkan produk berupa karagenan, agar-agar, bioplastik, biostimulan dan pupuk.

Selain itu, Kemenperin turut mengundang industri pengguna rumput laut di sektor pangan dan nonpangan di bawah binaan Kemenperin.

Dyan menyebut, dalam ajang pertemuan antara pelaku industri dan calon pembeli tersebut pihaknya menargetkan bisa menghasilkan nilai transaksi hingga Rp15 miliar.

"Kami menargetkan setelah kegiatan ini, akan terjadi peningkatan transaksi sebesar Rp15 miliar," ucap dia.

Dia menuturkan, acara business matching industri pengolahan rumput laut ini merupakan agenda rutin yang digelar Kemenperin.

Adapun pada penyelenggaraan 2022, pihaknya berhasil menjual pengolahan rumput laut sebesar Rp6,3 miliar.

Selain itu, katanya, terkait pengembangan hilirisasi berbasis sumber daya hayati yang salah satunya sektor rumput laut, Kemenperin akan berfokus pada pengembangan masuknya komoditas rumput laut dalam tematik hilirisasi industri berbasis sumber daya alam (SDA) unggulan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.

Adapun Kemenperin mencatat industri makanan dan minuman (mamin) memberikan kontribusi pada triwulan I-2024 sebesar 39,91 persen terhadap PDB industri nonmigas dan 6,97 persen terhadap PDB nasional.

PDB industri mamin mengalami peningkatan menjadi 5,87 persen pada triwulan I-2024 dibanding periode sebelumnya yang sebesar 5,33 persen.